Label

Minggu, 26 Agustus 2012

It's Me (Gue Banget)

Halloha...^^
Postingan kali ini khusus untuk menyenangkan diriQ sendiri. hehe..
Salah satu hobbyQ yang suka mengedit fhoto, menjadikan koleksi fhotoQ yang Q edit sendiri jadi banyak banget..
Haha...
Biarpun agak narsis sich, tapi ini koleksi terbaik editan fhotoQ sendiri..

Dua fhoto di atas baru aQ buat hari ini, fhoto yang paling atas adalah kesukaanku, tapi aku baru nyadar ternyata ada kesalahan pada fhoto itu, ada kesalahan penulilsan kata yang seharusnya "it's" malah jadi "ist"..hahaha

Fhoto di atas juga aku buat hari ini, fhoto itu menggambarkan perbandingan antara aku 2 tahun yang lalu dengan aku yang sekarang..^^


Kalau fhoto yang diatas ini sich, aku buat saat hari raya idul fitri kemarin. Itu saat aQ juga lagi nyoba mengkreasikan kerudungQ yang udah jadi satu dengan pakaianku.

 Kalau fhoto ini, sebenarnya fhoto saat aku baru bangun tidur, hehe..Jaket yang aku kenakan, merupakan jaket kesayanganku saat ini..

Fhoto di atas ini aku lupa kapan tepatnya, cuma itu fhoto saat malam, seingatku ketika aku baru pulang dari BJM, masih sempat aja walaupun ge cape sangat..^^

Nah..fhoto di atas ketika aQ pergi berdua aja dengan Rahma (sahabatQ) sepulang dari acara ultahnya Izna (sahabatQ)

FhotoQ yang satu ini waktu ge jalan-jalan sama teman2Q dan mampir di Mesjid Raya Martapura

Yang ini sich fhoto aQ sama Boneka Beruang kesayanganQ, My Mugus..Hee


Dua Fhoto diatas sich, adalah fhotoQ dengan mengenakan kerudung yang warnanya adalah warana FavoritQ..^^

Yang diatas ini waktu lagi iseng..hehe


Kedua fhoto diatas ceritanya aQ buat seperti memiliki bayangan atau pantulan dari cermin..hehe

Kalau yang ini fhoto yang aQ kasih bingkai dan pencahayaan sedikit, ini fhotoQ dengan mengenakan baju batik kesukaanQ..^^

Ini fhoto ketika aQ jalan-jalan ke kota citra bareng saudara dan sepupu2Q

Kalau sebelumnya aQ punya boneka mini bernama Mugus, yang ini boneka beruang besar pink milikQ, My Pinky


Huh..kayaknya ga' bakal habis dech kalau udah ngebahas fhoto2Q..hehe






Hm..ini sekedar hiburan buat diriQ sendiri..hahahahaha

Jumat, 24 Agustus 2012

My Deary (Love, Frienship & Family)


Story II
Bertemunya Kucing dan Tikus

“Kamu murid baru yach!”, seseorang yang tidak aku kenal, keluar dari ruang kantor guru dengan mengenakan pakaian koko, peci dan sarung. Kalau di lihat dari tampilannya, umurnya kurang lebih sama seperti Pamanku ga’ terlalu muda juga ga’ tua.
“Iya!”,jawabku mencoba sopan dan memberi aura positif dihari pertama sekolahku waktu itu.
Waktu itu aku datang terlalu pagi sehingga, aku menjadi siswa pertama yang tiba di sekolah. Kalau dibandingkan dengan sekolahku yang sebelumnya, jam segitu sudah banyak siswa yang datang. Itulah aku yang dulu, suka membandingkan sesuatu.
Awalnya aku bertemu dan berkenalan denga beberapa siswa lainnya, aku pikir mereka bakal jadi teman sekelasku, tapi ternyata mereka adalah juniorku. Setelah beberapa saat kemudian, barulah siswa lain mulai datang berangsur-angsur. Aku langsung menjadi sorotan dan dikelilingi banyak siswa yang mau berkenalan dan berteman denganku. Aku langsung populer. Ya mungkin karena mereka mendengar aku pindahan dari kota.
Dari sekian banyak siswa yang bersikap manis dan ramah padaku, ada satu orang yang begitu cuek dan terlihat seperti kurang walcome denganku waktu itu. Dialah orang yang nantinya akan sangat merepotkanku dan membuatku susah. Dia akan menjadi rival dan sekaligus seseorang yang menyadarkanku akan banyak hal.
Dia orang yang sederhana. Aura yang aku terima ketika melihat sorot matanya adalah aura persaingan. Saat pertama kali masuk kelas, aku ditunjukkan dimana tempat dudukku oleh teman cewekku yang baru. Dia juga mengenalkan teman-teman sekelas kami padaku. Seluruhnya berjumlah 18 orang dengan pembagian anak perempuan berjumlah 13 orang dengan diriku dan 5 orang anak laki-laki. Itulah satu lagi perbedaan yang aku temukan di kelas baruku. Di sekolah yang dulu aku memiliki lebih dari 30 orang teman sekelas. Dan laki-laki juga perempuannya jauh lebih banyak.
Lima anak laki-laki? Oh now..aku langsung berpikir kalau itu akan sangat membosankan. Aku jadi merindukan sekolahku yang lama. Begitulah pikirku saat itu.
Setelah memperkenalkan teman sekelas dengan menyebutkan nama dan menunjuk ke arah orangnya, sampai akhirnya pada anak laki-laki yang membuatku penasaran di awal karena sikapnya. Dari situlah aku tahu namanya dan jabatannya sebagai ketua OSIS. Nama panggilannya adalah Arga (Samaran). Menurut temanku, Arga itu keren dan juga lumayan populer di sekolah, selain karena jabatannya, tapi juga karena dia terkenal pinter dan karena angkatan kami adalah yang pertama waktu itu.
Sedangkan pandangan pertamaku pada Arga waktu itu adalah cowok yang sepertinya menyebalkan, dan “kok cowok pendek dibilang keren?”. Tapi memang harus diakui dari segi tampang wajah, dia memang lumayan dibanding ke empat cowok lain yang sekelas denganku. Mau gimana lagi, yang bisa dibandingkan dengannya hanya lima orang. Kalau dibandingkan dengan teman-teman cowok di sekolahku dulu sich Arga jadi biasa aja, apalagi kalau dibandingkan dengan teman SD yang pindah saat di kelas 6, yaitu Dedy Fahlepi. Teman yang sempat menarik perhatianku, dan seandainya aku bisa kenal dia lebih lama, bisa jadi dia bakal menjadi cinta pertamaku. Aku benar-benar suka membandingkan sesuatu.
Hari itu berakhir dengan biasa untukku, dan untuk beberapa hari ke depanpun terasa datar untukku. Sampai suatu hari ada kejadian.
“Dasar pelacur”, kata-katanya langsung membuatku terdiam karena begitu emosi. Hal yang tidak terpikirkan olehku bakal keluar dari mulutnya untuk sekedar membalas ejekanku yang mengatakannya “cebol”
Seandainya dia perempuan, aku sudah pasti merobek-robek mulutnya atau sekedar menampar wajahnya. Tapi karena dia cowok, aku ingin sekali mematahkan kedua kakinya. Itu yang terpikirkan olehku. Hanya saja, waktu itu aku sudah terlalu lelah untuk menimbulkan masalah lagi, aku sudah cukup terlukai dengan kata-katanya. Arga sangat menyebalkan waktu itu. Masalah yang sudah aku hadapi di rumah harus menjadi beban di kepalaku, kemudian perkataannya seperti menaburi garam diatas luka yang sudah ada.
Aku mengabaikannya. Kemarahanku saat itu hanya bisa membuatku untuk mengacuhkannya. Lalu kemudian pada jam istirahat. Ketika aku sedang menikmati udara segar bersama kedua temanku Inor dan Sanai dengan duduk di jembatan yang menghubungan sekolah ke suatu ruangan kosong yang rencana awalnya ingin dijadikan sebagai asrama tapi batal.
Saat itu aku baru menyadari kalau bukan hal buruk saja yang aku dapatkan karena pindah ke desa, tapi aku merasakan dan mendapatkan hal yang sulit untuk aku dapatkan sebelumnya yaitu udara sejuk yang menyegarkan, membuat hatiku jadi tentram. Suasana tenang membuat suara dedaunan terdengar saling beradu. Sampai akhirnya si pembuat masalah itu berjalan mengarah ke tempat kami berada bersama Salman dan juga Hendra.
Ternyata dia memang benar-benar sengaja menghampiri kami. Arga saat itu mendekatiku dan duduk di sampingku dengan jarak diantara kami. Aku kurang ingat apa yang menjadi awalnya setelah itu. Akan tetapi tujuannya adalah meminta maaf padaku. Arga datang untuk meminta maaf padaku atas perkataannya yang keterlaluan di kelas. Dan dari apa yang aku lihat di wajahnya sesaat, aku tahu dia menyesal dan tulus meminta maaf.
“Tapi kamu juga yang duluan ngatain aku cebol, jadi kamu juga harus minta maaf!”, padahal aku belum berkata apa-apa, tapi dia langsung nyelonong ‘saking gak maunya ngalah’. Harga dirinya terlalu tinggi kalau harus minta maaf tanpa mengatakan sesuatu yang akan tetap membuatnya terlihat hebat. Walaupun begitu, harus aku akui perkataannya waktu itu memang benar.
Pertengkaran kami yang berawal karena perdebatan dan perbedaan pendapat saat menjawab soal tanya jawab di kelas, akhirnya berakhir dengan perdamaian dengan cara yang unik. Aku tidak mau berjabat tangan dengannya bukan karena aku tidak mau berdamai tapi aku hanya tidak terbiasa bersentuhan tangan secara langsung dan sengaja dengan anak cowok. Dan saat itu dia langsung mengerti maksudku.
Damai? Itu hanya bertahan beberapa saat karena setelah itu Arga kembali cari gara-gara denganku sampai membuatku kesal. Berbeda dengan pertengkaran sebelumnya, aku tidak merasa tersakiti dengan perkataannya, tapi tanganku gatal pengen mukul dia. Ketika dia mencoba kabur, aku langsung mengejarnya untuk sekedar memberikan satu dua pukulan padanya.
Itu akan menjadi hal biasa pada hari-hari selanjutnya, dan teman-teman kami juga guru-guru setelah itu jadi terbiasa dengan pertengkaran kami yang bila digambarkan seperti “Kucing dan Tikus” atau “Tom and Jerry”. Bisa dikatakan aku adalah Tom yang mengejar tikus untuk dimusnahkan.
Aku tidak terlalu ingat kapan semua itu berawal. Tapi hari-hariku selalu dipenuhi dengan keisengan Arga yang suka cari gara-gara dengan mengatakan hal yang menyebalkan dan ngeledek aku. Hanya saja semua perkataannya ga’ ada yang pernah sampai menyakiti hatiku.
Terlalu seringnya dia mencari masalah denganku, sampai-sampai suatu hari aku salah paham padanya karena keburu berpikir negatif ke dia.
Waktu itu, ceritanya kelas kami kosong ga’ ada gurunya. Jadi pada-padanya dech ngobrol. Termasuk aku yang ikut-ikutan diajak ngobrol oleh Inor, Sanai, Hendra, Salman, Fadhli , Irul dan tentunya yang ga’ mau ketinggalan Arga. Arga memulai aksinya dengan membahas cerita di waktu mereka dulu ikut kemah di pramuka, itu sebelum aku pindah. Dia sebenarnya bercerita dan bermaksud menyinggung Inor dan Hendra, dimana ada kejadian mereka dipasangkan. Aku kurang ingat cerita lengkapnya. Karena sebenarnya aku juga ga’ terlalu mendengarkan atau tepatnya males. Cerita yang di dikatakan oleh Arga ga’ ada yang aku mengerti karena dia ga’ menyebutkan nama orang yang dimaksud. Dalam keadaan yang sebenarnya ga’ tahu alur ceritanya, dan hanya bermodal tatapan yang penuh sindirian dan senyuman yang menjengkelkan yang Arga tujukan ke aku beberapa kali diselingan ceritanya. Membuatku berprasangka dia sedang menyindirku dari ceritanya yang ga’ aku tahu apa. Karena saat itu aku hanya berpikir kalau tiada hari tanpa dia mencari masalh denganku.
Akhirnya aku malah beranjak dari duduk dan berniat memukulnya. Entah dia menyadari niatku, tapi dia langsung kabur sebelum aku menghampirinya. Dan saat itu kucing dan tikus kembali beraksi. Aku mengejarnya dengan membawa sapu, sampai akhirnya di depan ruang kelas aku mendapatkannya dan memukul kakinya dengan sapunya. Kemudian...
“Apa yang kalian lakukan di luar kelas pada jam pelajaran?”,kami ke pergok guru dan akhirnya di suruh kembali masuk kelas.
Dan saat kembali ke dalam kelas itulah aku tahu cerita lengkapnya dan penjelasan benarnya dari teman-temanku. “Oh..tidaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkk!!!!” teriakku dalam hati saking malunya. Sampai aku ga’ bisa berkata apa-apa lagi dan ga’ berani memandang wajahnya. Aku benar-benar malu bahkan teman-teman jadi pada mentertawakanku dan itu semakin membuatku malu dan rasanya pengen nangis.
“Sudah-sudah, jangan dibahas lagi!”,tiba-tiba aku terkejut dengan perkataan Arga itu.
Padahal aku sudah salah paham sampai memukulnya, tapi dia malah bersikap baik padaku sampai menyuruh teman-teman berhenti mengejekku dan membahas masalah itu. Entah mungkin dia menyadari ekpresiku yang hampir nangis, makanya dia begitu atau hanya ingin bersikap sok baik sebelum melakukan pembalasan padaku. Hanya saja, itu ga’ masalah untukku. Karena dia mampu membuat emosiku kembali stabil dan perasaanku jadi lebih baik.
Ketika istirahat tiba, aku dan teman-temanku juga dengan Arga, rame-rame bareng ke warung di seberang sekolah. Dan ketika beberapa langkah baru keluar kelas, apa yang aku duga ternyata memang benar. Arga mengungkit kembali masalah di kelas tadi sambil tertawa lucu. Dia sengaja menghentikan teman-teman yang lain mengejekku dan menertawakanku, agar dia sendiri yang bisa sepuasnya mengejekku dan menertawakanku.  Tapi kalau dia, aku sama sekali ga’ merasa sedih dan pengen nangis, melainkan pengen mukul. Dasar menyebalkan begitu pikirku. “Argaaaaaaaaaaaaa!!!”, teriakku dan dia lari. Aku mengejarnya karena ga’ sabar menendang kakinya.
Mungkin itu pengalaman yang sangat memalukan untukku dan seharusnya aku berniat untuk melupakannya, tapi harus aku akui berkat Arga, kenangan itu tidak lagi menjadi kenangan yang memalukan yang ingin aku lupakan tapi ingin aku kenang. Dia merubah suasana hatiku menjadi senang walaupun terlihat aku seperti kesal sampai harus mengejarnya hanya untuk memukulnya. Aku ga’ tahu apa dia sengaja karena memang ingin iseng ke aku atau dia tahu bagaimana cara membuatku bersemangat dan terlihat ceria.
Dia cukup unik untukku, aku ga’ tahu dia itu harus aku bilang apa, teman atau musuh. Teman karena dia sebenarnya baik padaku dan sering membelaku atau berada dipihakku, musuh karena dia suka cari masalah denganku dengan mengisengiku dan mengolok-olokku, hanya saja dia tidak pernah mengatakan hal yang kasar selain yang waktu itu.
Harus aku katakan pada awalnya sebelum kami mulai mengenal baik dan sering bertengkar, aku membencinya, dia makhluk yang sangat membuatku kesal dan tidak ada yang aku sukai di dirinya walaupun kata sebagian teman-teman dan juniorku dia sempurna. Tapi semua rasa benciku itu kemudian lama-kelamaan semakin berkurang dengan semakin seringnya “kucing dan tikus” beraksi dan ketika sikap baiknya ke aku mulai aku sadari dan terlihat tulus olehku.
Dari orang yang menyebalkan, Arga kemudian menjadi orang yang baik kepadaku, bahkan pada suatu ketika aku akan mengetahui kalau hanya dia yang benar-benar baik padaku.


Bersambung....
24 Agustus 2012

Kamis, 23 Agustus 2012

Happy Birthday Yesung Oppa (24 Agustus 1984)

Hm..sekarang memang masih tanggal 23 Agustus, besok itu baru tanggal 24 Agustus, hari ultah Yesung Oppa. Karena aQ ga' sabar nunggu besok, jadi aku duluan dech mengutarakan ucapanku ke Oppa..
"Oppa, saengil chukhae..!"
Aku harap Oppa selalu yang its the best.
Postinganku kali ini khusus aku tulis untuk Oppa yang akan berulang tahun. Aku akan memposting fhoto2 terbaru dari Oppa yang menurutku selalu bahkan semakin keren dimataku..^^

Baru-baru ini Oppa sering banget mengupload gambar dengan menggunakan kacamata. Oppa ge promosi Y style..Nah ne berbagai gaya oppa mengenakan kacamata..^^









Dan ini du gambar yang benar-benar terbaru dari update twitternya oppa..huwaaaahhh..



Selain itu, beberapa hari yang lalu, oppa juga sempat mengupload fhoto2 bersama anak-anak SM lain seperti Jessica SDSN, Cristal f(x) dan yang ga' mau ketinggalan Eunhyuk Oppa..hee


Nah..kalo yang dibawah ini adalah fhoto2 oppa yang terlihat caem dan keren, baru diupload dalam minggu ne dan yang fhoto oppa dengan pakaian biru itu baru diupload hari ini (update terbaru oppa)..





Oppaaaaaaaaaaaaaaaaa.....Rsanya pengen teriak dech! hehe..saking pengennya ngucapin langsung ke oppa, tapi apalah daya, aku hanyalah seorang fans (hahaha). Tapi..Happy birthday oppa..!!!


MY DEARY (Love, Friendship & Family)


Story I
(Kesedihan Masa Kecilku)

Ketenangan, kehangatan, dan keceriaan. Itu semua diibaratkan langit biru yang cerah. Arti yang ku tafsirkan sendiri. Dan itulah yang menjadi salah satu prinsip hidupku. Dalam hidup ini, aku ingin menjadi orang yang selalu tenang dan memberikan ketenangan pada orang lain, aku ingin menjadi orang yang hangat dan juga menjadi orang yang selalu ceria.

Aku hanyalah manusia biasa yang tak lepas dari segala masalah dan kesulitan. Tapi aku ingin menjadi diriku yang kuat dalam segala hal apapun yang menghadang.
Aku sekarang sudah menginjak umur 22 tahun. Tepat pada tanggal 4 Agustus beberapa hari yang lalu adalah ulang tahunku. Pertambahan usiaku kali ini jauh berbeda dari ulang tahunku sebelum-sebelumnya. Karena aku ga’ kesepian di hari ulang tahunku.
Tanpa ku sadari sebentar lagi aku akan lulus kuliah dan mendapt gelar S1 sebagai Guru SD. Hanya tinggal mengikuti ujian PNS untuk menjadi pegawai negeri. Begitu banyak yang aku alami dan rasakan sebelum semua itu aku dapatkan.

Ini adalah cerita hidupku. Ceritaku tentang cinta, persahabatan dan keluarga, serta awal dari aku mengenal itu semua.
Aku terlahir sebagai anak pertama dari 4 bersaudara. Dan aku satu-satunya anak perempuan. Dan orang tuaku memberiku nama yang dulu sangat aku benci tapi sekarang sangat kusukai yaitu Rezky Harisa Putri.

Orang tuaku berprofesi sebagai guru. Ayahku bernama Zainal Haris seorang guru Matematika di SMA N 4 Banjar Baru, bekas sekolahku dulu.

Sedangkan Mamaku bernama Siti Aisah Mamaku seorang kepala sekolah juga guru Matematika di SDN Lawahan yang berada di kecamatan yang sama denganku.

Kegita saudara laki-lakiku, dari yang di bawahku sekarang kuliah di kampus dan jurusan yang sama denganku, dia menjadi juniorku, sekarang dia memasuki semester 3 dan namanya adalah Ahmad Zaidani biasanya aku sering memanggilnya “Dani”.

Kemudian adik keduaku bernama Muhammad Reza jaya Saputra atau “Ija”, sekarang dia duduk di kelas 2 SMA, di SMA yang sama denganku dan tempat ayahku mengajar.

Dan adikku yang paling kecil sekarang duduk di kelas 6 SD di SD yang sama tempat mamaku mengajar, adikku ini bernama Muhammad Murjani Adi Perkasa dan biasanya dipanggil “Adi”. Merekalah keluargaku dan harta berharga yang aku miliki.

Setelah begitu banyak yang terjadi, aku bersyukur karena keluarga ini tetap utuh sampai saat ini dan bisa melalui badai-badai yang pernah menggoyahkan. Ceritta kelam di masa kecilku.
Aku akan bercerita sedikit tentang masa kecilku sebelum aku bercerita yang lebih jauh.
Ketika aku masih kecil dan masih duduk di kursi Sekolah Dasar. Kehidupan yang aku jalani begitu berat untuk anak seusiaku. Kalau saja menatalku tidak kuat, mungkin aku sudah menjadi anak yang frustasi. Sebenarnya bukan mungkin lagi, tapi aku hampir frustasi. Setiap pelajaran di sekolahh berakhir, langkahku begitu berat untuk pulang ke rumah. Aku berusaha untuk tidak berada di rumah dengan cara bermain maiin sepeda atau bermain bersama teman-temanku. Tapi tetap saja, walaupun begitu pikiranku ga’ bisa tenang dan selalu tertuju ke rumah. Aku khawatir dengan keadaan rumah. Tepatnya aku takut ketika aku pulang ada perubahan yang aku temukan. Atau menghilangnya salah satu dari kedua orang tuaku.
Air mata. Aku tidak terbiasa menunjukkan air mataku di depan teman-temanku, karena aku takut ketika aku menangis di depan mereka, aku tidak akan bisa berhenti. Dan aku takut ketika kalimat “kenapa kamu menangis?” atau “ada apa sebenarnya?” keluar dari mulut teman-temanku. Aku selaluu berusaha menutupi keadaan yang terjadi di rumahku tepatnya orang tuaku. Karena itu aku selalu menangis di sudut kamarku ketika malam tiba. Hampir setiap malam aku menangis tanpa diketahui siapapun juga orang tuaku.
Aku melampiaskan sakit hatiku dengan bersikap pemberontak dan tidak penurut pada kedua orang tuaku. Keadaan memaksaku berpikir seperti orang dewassa. Anak seusiaku waktu itu seharusnya bahagia bermain dan menikmati masa kecil tanpa ada beban di kepala. Tapi aku sama sekali tidak bisa merasakan hal seperti itu.
Ketika aku dewasa sekarang, yang teringat hanya kenangan menyedihkan masa kecilku. Aku sama sekali tidak ingat kenangan-kenangan bahagia di masa kecilku, hanya fhoto-fhoto yang menjadi bukti bahwa di masa kecilku, aku juga pernah merasakan hal yang sama seperti anak seusiaku waktu itu, walaupun tidak ada yang aku ingat.

Setiap kali mengingat dan bercerita tentang masa kecilku, tanpa bisa aku tahan, air mataku keluar dan membasahi kedua mataku. Sedih memang, tapi itu tetap menjadi bagian dari hidupku. Ketika dimana aku sempat ditempatkan dikeadaan, yang mana aku harus memilih untuk ikut siapa diantara Ayah dan Mamaku, lalu merasakan bagaimana seorang anak kecil menghadapi penangih hutang yang mencari ayahnya sambil menahan air mata, lalu ada disaat aku tidur semalam di depan kamar Mama, agar Mama tidak pergi, aku menangis seharian sampai akhirnya tertidur.

Aku tidak akan sanggup untuk meneruskan bercerita tentang masa kecilku, karena air mataku tidak akan berhenti mengalir jika aku meneruskannya. Aku seperti orang yang menyesal di lahirkan sebagai anak perempuan dikeluarga ini. Tapi jika aku berkata dengan jujur, sedikitpun aku tidak menyesal terlahir sebagai Rezky. Kesedihan yang mendalam yang aku rasakan ketika aku masih kecil memang tidak bisa dirubah, tapi itu menjadi bagian berharga sebagai pembelajaranku dalam hidup. Aku menjadi lebih kuat dalam mengahapi apapun.

Meski kehidupan sedihku masih terus berlanjut, tapi aku yang beberapa tahun kemudian masuk SMP, menjadi lebih bisa untuk tenang dan mencari kebahagiaanku yang tidak bisa aku dapatkan di rumah.
Aku belajar dengan tekun, terutama dibidang yang paling aku sukai yaitu Matematika dan Fisika. Itulah yang menjadikan nilai-nilaiku cukup baik dan aku sempat mendapat peringkat 1 dan 2 berturut-turut, bahkan guru-guru kedua mata pelajaran tersebut terlihat menyukaiku dan sering memintaku maju ke depan untuk menjawab soal di papan tulis. Itu terus berlanjut sampai aku naik kelas 2. Selain itu aku juga mengikuti beberapa kegiatan ektrakurikuler di sekolah seperti Pramuka dan PMR untuk mengisi waktuku dan mengurangi waktuku di rumah.
Sifatku yang suka bercanda dan berkelahi dengan anak cowok sejak SD masih terbawa-bawaku ketika aku SMP, walaupun ga’ separah waktu SD. Karena aku juga termasuk karakter pendiam dan teman-temanku lebih banyak anak perempuan. Tapi kalau masalah gaya berpakaian, kayaknya aku yang di masa SMP awal masih sama seperti waktu SD. Suka banget memakai topi, tapinya topi sekolah dengan rambut kadang-kadang di gulung dan kadang-kadang seperti buntut ayam. Lalu pakaian dan rok yang cukup mempas di badanku karena lebih membuatku nyaman dan terasa kalau ada pakaian di badanku. Selain itu aku suka banget memakai rok tidak sampai pinggal tapi juga tidak sepinggul. Panjang rokku pun agak sedikit di atas lutut. Dan julukan tomboy masih melekat sama aku sampai aku SMP.
gambaranku yang dulu

dan yang sekarang

Cerita ini membuatku ingin tertawa bila mengingatnya dan memandingkan dengan diriku yang sekarang, mungkin lebih ke perbedaan gaya berpakaian.
Ketika itu aku masih belum mengerti apa itu sahabat juga ikatan persahabatan, tapi aku mulai tahu dan sedikit mengenal itu cinta. Dalam kasus anak seusiaku yang baru lulus SD, kategori ini masih belum masih jangkauan cinta. Tapi aku sempat mengerti dengan apa itu “rasa malu” ketika berdekatan dengan anak laki-laki. Beberapa anak laki-laki pernah sempat menari perhatianku waktu itu, mulai dari teman sekelasku bernama Fuad yang suatu ketika tiba-tiba pindah duduk sebangku denganku. Lalu seorang anak laki-laki bernama Nabil teman dekatnya temanku, saat pesantren Ramadhan tahun pertamaku di SMP, dia mengambil bukuku yang isinya lirik lagu dan bermain-main denganku pada saat aku ingin mengambilnya kembali, padahal dia belum tahu namaku begitu juga aku, setelah itu baru aku tahu namanya dari temanku, dia juga tahu namaku dari temanku, setelah itu dia sering memanggil namaku darri sisi tempat para anak laki-laki duduk tapi aku mengabaikannya. Aku hanya sedikit suka dengan gaya berpakaiannya yang rapi juga terlihat bersinar dengan pakaian koko’.
Selain itu ada anak laki-laki yang sudah menjadi temanku sejak kecil, tepatnya sejak aku pindah ke belakang rumahnya. Dia lebih tua 2 tahun dariku, dia juga kaka’ kelasku di SD dan SMP. Ketika Ayah dan Mamaku pergi, aku sering di titipkan di rumahnya. Namanya Kakak Aris, aku kurang begitu ingat nama lengkapnya. Tapi Kakak Aris selalu menemaniku bermain, selalu mengkhawatirkanku, aku sering bermain iseng dengan pura-pura sakit perut atau terluka, Kakak Aris langsung menghampiriku dan menanyakan “Rezky kenapa?” atau “Mana yang sakit?”. Kadang-kadang aku mengaku kalau aku hanya bercanda tapi sering juga aku tidak pernah mengaku.

Bersama dengan Kakak Aris, kami sering suka surat-suratan padahal rumah kami berbelakangan. Kakak Aris memberikan sisi lain kehidupan yang indah pada masa kecilku. Kakak Aris sering memboncengku naik sepeda, dan pernah dikatain pacaran sama temannya yang melihat. Tapi bagaimanapun juga, saat itu aku masih SD dan terlalu kecil mengerti hal itu. Bagiku Kakak Aris membuat impianku untuk mempunyai seorang Kakak laki-laki terwujud sesaat.

Semuanya lalu berubah, ketika aku mulai SMP. Ketika aku mulai mengerti arti kata “suka”. Tiba-tiba dengan sendirinya aku menghindari Kakak Aris. Aku mulai merasa canggung padanya. Aku mulai melihat sorot lain di matanya ketika dia melihatku. Padahal aku tidak ingin ada yang berubah. Tapi ketakutakan terhadap “luka” membuatku otomatis selalu menghindari hal-hal yang efek di depannya akan membuatku terluka. Karena aku tidak mau membuat kehidupanku yang menyedihkan menjadi semakin menyedihkan.
Sudah cukup luka dan penderitaan yang aku rasakan saat itu. Pertengkaran orang tua di depan mataku, sudah sangat menyakitiku. Dan aku jadi tahu kalau rasa cinta itu tidak cukup untuk memperoleh kebahagiaan, karena cinta juga bisa menjadikan keadaan seperti yang aku alami.
Suatu hari aku sempat masuk Rumah Sakit kerena kelelahan sepulang berkemah di acara PMR. Saat itu aku rasanya ingin sekali mati, rasa sakit yang tidak tertahankan aku rasakan di dalam diriku. Lalu kemudian ketika aku melihat situasi yang aku alami saat itu, rasa sakit yang aku rasakan tidak sebanding dengan rasa bahagia yang aku alami. Bagaimana tidak, kedua orang tuaku jadi saling bahu membahu dan akur untuk merawat dan juga menjagaku. Aku sempat berpikir, tidak apa-apa aku sakit selamanya asalkan aku bisa selalu melihat orang tuaku akur.

Aku di rawat di RS kurang lebih hampir 1 bulan. Banyak yang berkunjung untuk menjengengukku. Aku menikmatinya. Hanya saja yang tidak bisa aku tolerir adalah aku tidak mau makan bubur. Aku paling benci makanan itu sejak kejadian waktu SD. Ketika temanku yang makan bubur bersamaku di sekolah, memuntahkan kembali bubur yang ada di mulutnya ke mangkoknya kemudian memakannya lagi. Aku selalu teringat hal itu bila melihat bubur. Akhirnya akupun tidak mau makan kalau makanannya bubur. Aku yang berada di masa ababil itu, sangatlah keras kepala. Bahkan dokter yang merawatku mengaku kalah padaku dan akhirnya mengizinkanku makan makanan yang bukan bubur.

Aku keluar dari rumah sakit dengan membawa 3 jenis penyakit yang tidak bisa disembuhkan di dalam tubuhku dan hanya bisa di redam. Yaitu Tipes, radang paru-paru dan juga gejala liper (hati). Sepulangnya di rumah, beberapa hari kemudian aku mulai kembali bersekolah. Tapi nilai-nilaiku jadi menurun karena ketidak hadiranku beberapa waktu sebelum itu. Hanya saja sementara tidak ada gemuruh di hatiku dan juga di rumah.
Beberapa minggu kemudian ternyata kesedihan memang tidak bisa lepas dari hidupku saat itu. Aku kembali harus rela berpisah dengan teman-temanku di sekolah, dikarenakan aku harus pindah rumah. Rumah yang kami tempati terpaksa dijual untuk membayar hutang-hutang Ayahku, dan kami pindah ke desa tempat tinggal orang tua Mamaku yaitu Kakek dan Nenek, untuk memulai hidup baru. Saat itu kesedihan mulai melandaku lagi setiap hari. Kehidupan kami benar-benar berubah. Kami terpaksa menumpang di rumah Kakek dan Nenek. Berbagai sindiran terhadap Ayahku, aku dengar keluar dari keluarga Mamaku itu. Tapi anak seusiaku bisa apa, aku kembali menjadi pemberontak yang suka membantah.
Seminggu kemudian, Ayahku mendaftarkanku di sekolah baru yang ada di daerah tempat tinggal kami itu. Jarak yang kami tempuh cukup jauh. Dan ketika aku pertama kali melihat sekolah yang bakal aku masuki. Yang ada di benakku yaitu “OMG”. Dibandingkan dengan sekolahku yang dulu, tentu aja jelas jauh berbeda. Sekolahku yang dulu adalah salah satu sekolah favorit sedangkan sekolah baruku? Memang sesuai dengan letaknya di daerah pedesaan. Apalagi katika itu aku baru tahu kalau sekolah itu baru 2 tahun buka sehingga otomatis aku bakal jadi salah satu lulusan pertama di sekolah itu. Ya..cukup menghibur.
Hari pertama aku mulai sekolah dan belajar, akan menjadi awal cerita panjang yang lebih menarik untuk aku ceritakan dan aku bagi. Inilah awal dimana aku akan mengenal arti dari sahabat, cinta, dan keluarga.

Bersambung....
23 Agustus 2012