Label

Kamis, 15 November 2012

My Heart, Last Story [15 november 2012]


            Seperti aQ ga’ pernah lagi mengharap dapat selalu melihat bintang di kala malam, seperti itu pula aQ menutup rapat keinginanQ yang pernah tercipta padanya. aQ terlalu takut untuk mengakui bahkan untuk memulainya. aQ sudah terluka sebelum melangkah untuk memulai.
            Saat aQ sudah tenang dengan hati dan pikiranQ. Saat aQ mulai terbiasa untuk menjauh. Saat aQ mencoba untuk menata perasaanQ lagi kembali dimasa saat aQ masih menyanyanginya sebagai sahabat. Dia malah memberiQ sebuah respon yang membuat aQ mulai goyah. aQ kembali bergetar. JantungQ berdegup kencang.
         aQ tidak pernah mengatakan apapun padanya, tapi entah bagaimana dia tahu keadaanQ. Kalimat “sok tahu” selalu aQ ucapkan padanya. aQ ga’ bener-bener tahu dia berlagak sok tahu atau memang dia mengetahui benar seperti apa sifatQ.
               “Ya Allah..kuatkan hati hamba”, berdo’a untuk yang terbaik. aQ ga’ bisa mengingkari keinginan-Nya. Kalaupun Dia berkehendak agar aQ kembali belajar dari rasa sakit karena patah hati, maka aQ ikhlas untuk kembali belajar.
               aQ ga’ akan menyesali apa yang sudah terjadi. Perjalanan yang aQ tempuh hingga aQ bertemu dengannya, lalu menjadi ‘sahabat’ yang saling memahami satu sama lain, sampai akhirnya aku jadi ‘bertepuk sebelah tangan’ padanya. aQ ga’ akan menyesali itu.
            Mungkin baginya aQ juga pernah berarti bagi hidupnya, walaupun Cuma sebagai sahabat yang suka menceramahinya dan menasehatinya, bahkan sahabat yang sering banget menjadikannya tempat pelampisan kekesalanQ baik dengan omelan ataupun pukulan. aQ bisa menjadi diriQ sendiri bila di depannya. Itu mungkin karena aQ sudah terbiasa dengannya. Dan kebiasaan itulah yang membuatQ menjadi melayang hingga memunculkan keinginan yang aQ bilang ‘bodoh’ tapi murni tulus dari hati.
          Kata-katanya hari ini meyadarkanQ, kalau aQ dan dia memang sudah benar-benar saling memahami dan mengerti karakter lawan kami. aQ yang mulanya hanya ingin menghilangkan rasa bosan dengan menyebar sms dengan isi kalimat bercanda+salam. Dari semua'x, hanya dia yang menulis balasan salamQ dengan cara yang berbeda, tepatnya perbedaan tulisan dengan makna sama. hingga akhirnya tidak terlalu banyak yang dibahas, saat aQ menjawab pertanyaanQ tentang keadaanQ dan bertanya balik, dia menulis kalimat yang bertolak belakang dari pertanyaanQ, meski pada kalimat yang dibawah dia menjawabnya. Isi kata-katanya yang membuatQ hampir goyah lagi. "Alhamdulillah, tapi saran aQ jangan terlalu dibikin beban tugas tu, ya dibawa sedikkit happy.....", itu potongan kalimat yang dia kirim untuk membalas pesanQ sebelumnya. Saran? Buat siapa? aQ ga' ada minta saran darinya, bahkan aQ ga' pernah cerita ke dia kalau ada yang sedang aQ kerjakan. Padahal isi smsQ sebelumnya yaitu " ^_^ yapzi, alhamdulillah sehat za! Qm pank baik za la ua? Ky ap nich  kelanjutan cerita s2;x? he..", ga' ada kaitannya dengan balasan yang aQ terima darinya, meski pada kalimat terakhir yang ga' aQ sebutkan, dia mejawabnya. Dia selalu sok tahu meski itu benar. Kalau memang saran itu ditujukannya untukQ, bagaimana bisa dia tahu apa yang aku lakukan? aQ ga' tahu mana yang benar.
              Sabtu, 12 Maret 2012 dan Minggu 13 Maret 2012, adalah 2 hari yang paling mengesankan dan menyenangkan untukQ, terkait tentang dirinya. Hari itulah menjadi hari dimana aQ mulai bingung dengan perasaanQ. aQ mulai melewati batas kepedulian seorang sahabat. Sejak hari itu, aQ sekuat tenaga menyangkalnya dalam hati, hingga kadang tanpa sadar aQ mulai menghindarinya, aQ menjadi canggung ngobrol dan bercanda dengannya, aQ menjadi lebih mudah sensitif dan emosi bila di dekatnya.
              Namun pada akhirnya aQ menyerah dengan perasaanQ sendiri, tapi aq juga menyerah dengan keinginanQ. aQ mengakui perasaanQ pada diri sendiri, tapi sejak itu pula aQ bertekad untuk menyudahi perasaan yang ga’ mungkin berbalas dan ga’ akan baik untuk ikatan persahabatan yang kami jalin. aQ ga’ akan mengatakan kalau perasaanQ ‘salah’, karena aQ tahu kalau perasaan seperti itu ga’ akan pernah salah. Hanya berdasar, apakah perasaan itu disampaikan atau tidak, dan berbalas atau tidak. aQ hanya berpikir rasional.
                     aQ mungkin akan menggerutu dan mengeluh pada saatnya nanti, tapi aQ akan sekuat tenaga melawan rasa sesal dan keluhQ. aQ memiliki keyakinan kalau dengan bersabar dan ikhlas, akan ada kebaikan dibaliknya. Nanti pada saatnya, aQ yakin, bukan hanya akan mencintai seseorang dengan setulus hati, tapi akan dicintai seseorang setulus hatinya. MenerimaQ apa adanya, melihat kedalam isi hatiQ bukan ke diriQ yang nampak. Sampai saat itu tiba, aQ akan bersabar dan ikhlas meski harus terluka karena ‘cinta bertepuk sebelah tangan’ atau ‘cinta terpendam’ kepada seseorang berkali-kali. aQ yakin suatu saat, entah dari mana, akan datang seseorang yang akan mengakuiQ sebagai ‘tulang rusuk’ nya, menjadikanQ seseorang yang paling berharga untuknya, membimbingQ menjadi manusia yang jauh lebih baik. aQ yakin itu, seseorang yang sekarang mungkin berada di tempat yang tidak aQ ketahui dan terlelap dalam tidur yang tenang penuh perlindungan-Nya..^_^
                         aQ akan bersabar, dan berusaha melakukan yang terbaik untuk diriQ sendiri dan orang-orang yang aQ cintai dan sayangi. Meski aQ tergoyah oleh sahabatQ sendiri, bila itu atas kehendak Sang Pencipta, aQ akan ikhlas..^_^