Label

Sabtu, 16 Maret 2013

*It's Me, Rezky* #Part1

Mengawali diri dari kenangan-kenangan yang tersimpan di dalam hati dan otakku.

Berharap akan sesuatu yang mustahil menjadi dasar penderitaanku.
Menyimpan keinginan tanpa pernah mengatakannya adalah sifatku.

Kenangan-kenangan di masa lalu, bagai penyakit yang akan selalu kambuh saat waktunya tiba. penyakit yang akan selamanya aku tanggung, mungkin seumur hidupku. ya..seumur hidupku ini!

Terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan. Menangis di sudut kamar yang sepi. Ketakutan dalam kegelapan. Kesepian dalam kehampaan.

Hujan, yang turun selalu membawaku pada perasaan yang sulit untuk aku hindari. Kegelapan, yang membutakan penglihatanku membawaku pada kenangan-kenangan yang menyakitkanku di masa lalu.

Ragu, takut, sepi, sakit, dan sedih, menjadi teman setia yang menghiasi hatiku.
Aku selalu meragukan ketulusan seseorang, kerena aku pernah dikhianati oleh orang yang berkata tulus padaku.
Aku selalu takut mendengar kata-kata merendahkanku dan aku selalu takut melihat tatapan orang-orang yang menghinaku.
Aku selalu merasa kesepian meski aku pernah berada diantara banyak orang yang mengelilingiku dan bersamaku.
Aku selalu merasa tersakiti oleh hal-hal yang dianggap sepele oleh orang lain dan menggores luka tanpa aku mau dihatiku.
Aku selalu merasa sedih di dalam kesednrian, tanpa ada yang bisa menjadi tempatku bersandar disaat kesepian menghantuiku.

Aku terlalu lemah sebagai manusia yang harus menghadapi perjuangan dalam hidup terlebih cinta.
Aku berusaha tetap berada di jalur aman, agar aku tidak tersakiti dan terluka.
Aku selalu menggunakan kata "sahabat" sebagai dinding di dalam hatiku.
Meski begitu, dinding yang aku bangun kokoh dihatiku itu tetap saja bisa roboh dan retak.
Hingga batas itu terlewati dan aku kembali terluka.
Bagai ombak yang mampu mengikis karang, sekeras apapun hatiku, tetap bisa tergores dan hancur jika terus dihantam.

Luka-luka yang ada di hatiku, membuatku selalu menjaga jarak dengan orang lain dalam istilah, aku tidak pernah benar-benar tulus mempercayai seseorang. Dan meski kadang bertentangan dengan isi hatiku, aku bisa menjadikan seseorang sebagai bersalah untuk mempertahankan posisi "aman" ku.
Aku menjadi orang yang berbeda dari apa yang dilihat orang dari luar. Meski terlihat aku sepertinya sangat jahat, tapi aku hanya tidak ingin terluka. Tapi aku hanya pernah melakukan itu sekali pada seseorang.
Mengenal seseorang lalu mempercayainya, aku pernah mencobanya. Tapi pada akhirnya aku malah mendapat luka yang tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya.

"Hanya teman"
"aku sayang kalian sama rata"


"aku hanya menganggapnya sebagai kakak"
"aku mengkhawatirkannya karena dia sahabatku"
Kalimat-kalimat itu, sepertinya tidak pernah keluar secara tulus dariku. Karena pada kenyataannya itu hanya aku gunakan untuk membangun dinding pertahanan di dalam hatiku.

Mempercayai seseorang sungguh sulit untukku. Aku selalu menghindari hal itu agar aku tidak berjalan ke arah yang semakin akan melukaiku, AKU TIDAK INGIN JATUH CINTA.


Aku tidak ingin cinta yang hanya akan melukaiku dan menambah luka di hatiku.

Aku tidak mampu memulai bahkan untuk berjuang demi perasaan yang hanya akan membuatku semakin terpuruk dalam kesedihan.
Meski jauh di dalam hatiku, aku selalu berharap akan ada yang datang merikku dari keterpurukan dan kesendirian. Tapi.......Aku........tidak memiliki kepercayaan diri untuk datangnya seorang penolong padaku.

Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk berharap.
Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk bermimpi.
Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk menatap ke depan.
Serasa, apa yang akan aku hadapi di depan adalah kesuraman.

Bukan karena aku tidak percaya pada Allah SWT, tapi aku tidak percaya pada diriku sendiri.
Aku yang selalu berkata "bangga" pada diriku sendiri, hanyalah omongan kosong belakang agar aku tidak terluka. Pada kenyataannya aku "benci pada diriku sendiri".

Aku tidak seceria apa yang tampak..
Aku tidak sekuat apa yang tampak..
Dan aku tidak sebaik apa yang tampak..
Karena itu aku tidak bisa mempercayai seseorang yang hanya bisa menilaiku dari apa yang tampak dari diriku, dan aku tidak bisa memulai sesuatu hubungan pertemanan sebelum satu sama lain pernah bertemu atau kenal. Karena aku benci orang-orang hanya menilaiku sebelah mata. Dan jika aku membuka pintu untuk mereka tanpa pernah saling bertemu, maka aku hanya akan membuat diriku terluka pada akhirnya nanti..Aku benci itu..
Aku tidak bisa menjadi seseorang yang membanggakan diri sendiri, Karena, aku memang tidak seperti apa yang tampak dilihat..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar