Membosankan..s’lalu kosong di mata kuliah
Matematika. Padahal aku udah kangen banget pengen belajar Matematika, sejak
lulus SMA aku udah ga’ pernah belajar Matematika lagi. Tapi..ternyata ga’
benar-benar ada waktu kosong, Andi ketua kelas kami
menyerahkan tugas Pancasila. Dan ngesilinnya, tugasnya itu di kumpulnya besok
padahal hari ini ada kuliah sampe sore. Kapan waktunya buat ngerjain tugasnya.
Aku benar-benar kesal sama Andi, padahalkan tugasnya itu sudah dari seminggu
yang lalu di kasihkan, tapi baru terlaksana hari ini. Ih…
Saat
mengerjakan tugas Pancasila, ka’ Irsyad ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiwa) di kampus kami datang untuk menagih uang iuran bulanan BEM
pada kami semua. Dan yang di minta menagih uang adalah aku. Mau gimana lagi
akukan bendahara kelas jadi mau ga’ mau aku harus ngelakuin kewajiban aku. Dan
ada senangnya juga, soalnya ka’ Irsyad memberiku nomor Hpnya, supaya bila
uangnya udah terkumpul aku segera menghubungi beliau. Seperti biasa
teman-temanku mulai dech menggodaku gara-gara hal itu.
Masalahnya
selama ini aku ga’ pernah menjadi objek becanda mereka. Karena setau mereka aku
ga’ punya idola di kampus, ga’ seperti mereka yang masing-masing punya idola
kaka’ kelas. Misalnya Syalwa mengidolakan ka’ Adam yang katanya adalah Divisi Keagamaan
di organisasi kampus kami, lalu Syila yang mengidolakan ka’ Juandi yang juga katanya adalah ajudan ka’
Irsyad atau jelasnya wakilnya, dan yang lainnya. Kalau aku jujur, aku itu
mengidolakan ka’ Irsyad. Soalnya, ka’ Irsyad itu sosok pemimpin yang bijaksana.
He..he..tapi aku ga’ mau cerita sama siapapun, itu ga’ penting. Lagian aku tu
ga’ pantes mengidolakan siapapun.
Semakin
lama, masalah semakain bermunculan. Syila, teman dekat aku dan Syalwa mempunyai
masalah cukup serius mengenai CINTA SEGITIGA. Selalu masalah cinta segitiga. Dulu, gara-gara cinta
segitiga juga dua sahabatku di SMA yaitu Elisa dan Diandra
bermusuhan hingga sekarang. Aku kira saat memasuki bangku kuliah aku ga’
akan mendengar masalah cinta segitiga lagi. Tapi..nyatanya keinginanku itu
salah., teman dekat aku dan syalwa yaitu Syila mengalami hal itu. Sebenarnya
menurut aku, Jordan itu sukanya sama Syila bukan pada Citra. Tapi Syila merasa ga’ pantas
bermusuhan dengan Citra yang notabennya adalah teman satu kosnya.
Akhirnya
Syila memutuskan untuk menghapus perasaannya pada Jordan dan meminta aku dan Syalwa membantunya.
Saat mata kuliah Agama aku di minta Syila duduk di belakang bersamanya. Akupun
bersedia karena saat itu yang persentasi di depan adalah kelompok Syalwa. Dari
pada aku duduk didepan sendirian lebih baik aku menemani Syila. Seperti
kebiasan lamaku yang kembali muncul, di belakang aku dan Syila ngobrol membahas
masalahnya.
“ Apa yang tadi aku katakan itu benar
Syil..kita ga’ boleh membanding-bandingkan seseorang dengan orang lain..kamu
ga’ boleh bilang kalau kamu suka sama dia karena mirip
dengan orang yang kamu pernah suka. Itu berarti kamu ga’ tulus sayang ma orang
itu, tapi kamu sayang dengan orang yang kamu bilang mirip ma dia..”, jelasku
saat Ibu dosen belun datang.
Seolah mengerti
Syila mengangguk dan berkata, “ jadi gitu yach Ra… tapi benar dia mirip banget ma soulmateku di
SMA”.
“ Okelah
mereka mirip, tapi mereka tetap orang yang berbeda.. dan pasti dari mereka ada
perbedaannya, paling engga’ dari perbedaan itu kamu bisa tau apa yang
sebenarnya kamu rasakan……”jelasku lalu menghelakan nafas karena rasanya aku ga’
tau lagi harus berkata apa lagi pada Syila.
Syila
tersenyum seakan perkataanku menyadarkannya. Tapi ta’ lama kemudian wajahnya
kembali muram.” Lalu gimana caranya aku melupakannya Ra, setiap melihatnya atau
ngobrol dengannya aku merasa…”
“ Iya..aku
ngerti..sih.. so’ tau banget yach aku..he..he..ya udah jadi gini aja, kamu coba
bersikap tenang setiap muncul masalah kaya gini…aku termasuk tipe orang yang
ga’ suka berlebiahan mengekspreslkan perasaanku. Sama kaya’ waktu SMa, aku sama
sekali ga’ lulus satupun dalam ujian Try Out, tapi aku ga’ mengekspresikan
kesedihanku berkelebihan kaya’ orangkan ada yang Dwoun mungkin aku nangis..iya
aku nangis..tapi ga’ berlebihan..”
“ Oh… jadi kita bersikap santai ajakan”
“ Heeh…gitu
juga kamu harus menanggapi si dia. Setiap kamu berpapasan atau ngobrol
dengannya, kamu caba melawan perasaan kamu saat itu. Jadi dari ketenangan kamu
itu sebenarnya kamu sedang berperang di dalam diri kamu sendiri. Bila dia
senyum kamu juga balas tersenyum. Jadi jangan menghindarinya.”
“ ya udah
mulai sekarang aku akan melawan perasaanku ini”, katanya bersemangat.
“ Tapi kalau
Cuma niat aja yang kuat, itu sia-sia aja”. Ku liahat perkataanku membuatnya
ciut. Sebelum dia kembali bingung aku meneruskan perkataanku. “ Aku s’lalu
bilang ma diri aku sendiri jangan niat aja yang kuat tapi aku harus bisa
mewujudkannya dalam dunia nyata..dan aku s’lalu berkata pada diri aku sendiri
bahwa aku bisa.”
Syilapun
mengangguk mengerti penjelasanku. Akhirnya gara-gara asyik ngobrol jadi ga’
sadar kalau Ibu Dosen sudah datang, ga’ mau dapat masalah aku dan Syila lalu
mendengarkan persentasi kelompok Syalwa. Dan itulah Syalwa yang membuat semua
orang iri dengan kepandaiannya berbicara di depan kelas. Ditambah Riana yang juga Miss coment satu kelompok
dengannya. Sehingga terjadi perdebatan sengit antar anngota kelompok. Aku dan
Syila tertawa kecil melihat ketidak kompakan mereka terlebih antara Syalwa dengan
Riana.
“ Mmm…ini
jadinya bukan diskusi antar kelompok. Tapi…diskusi antar anggota
kelompok..”,kata Syila padaku sambil sedikit tertawa.
Hari ini
adalah hari yang panjang untukku dan teman-temanku. Gimana ga’ panjang, kami
masuk kuliah dari jam delapan pagi sampai jam setengah enam sore. Terlebih
waktu istirahat Cuma sekitar 45 menit, itupun habis dipake buat sholat. Ya
habislah..wong sholatnya aja gantian karena musholanya sempit. Tapi dari
keterbatasan ruangan itu malah semakin mempererat tali silaturahmi antar mahsiswi
dengan mahasiswi, mahasiswi dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, serta
kedekatan dengan para dosen yang sholat di mushola.
Ya…meski
hari ini hari yang pannjang dan melelahkan, tapi aku senang menjalaninya.
Karena setibanya di rumah tinggal beberapa menit aja lagi nunggu beduk berbuka
puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar