LAYANAN
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR
A.
Melakukan
Identifikasi Adanya Anak Berkebutuhan Khusus
Umumnya guru memiliki catatan atau rekaman tentang
perkembangan masing-masing siswa, bagaimana kondisinya dan kebutuhan pendidikan
apa yang diperlukan, terlebih untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Untuk mengenali anak-anak berkebutuhan khusus dapat
dimulai dengan melakukan identifikasi. Identifikasi dalam pengertian ini,
dimaksudkan adalah usaha untuk mengenali atau menemukan anak berkebutuhan
khusus sesuai dengan ciri-ciri yang ada. Dalam kamus kontemporer dijelaskan
bahwa yang dimaksud identifikasi adalah pengenalan, penyamaan, dan tanda bukti
pengenal, menemukenali anak-anak berkebutuhan khusus sudah barang tentu
membutuhkan perhatian serius. Ada anak-anak dengan mudah dapat dikenali sebagai
anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga yang membutuhkan pendekatan dan
peralatan khusus untuk menentukan, bahwa anak tersebut tergolong anak
berkebutuhan khusus. Anak-anak yang mengalami kelainan fisik misalnya, dapat
dikenali dengan keberadaannya, sebaliknya untuk anak-anak yang mengalami
kelainan dalam segi intelektual maupun emosional memerlukan instrument dan
alasan yang rasional untuk dapat menentukan keberadaanya.
Teknik Identifikasi
Pada
hakekatnya ada banyak metode atau teknik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar.
Beberapa teknik khusus akan sangat diperlukan untuk menemukenali anak-anak yang
berkebutuhan khusus. Hal ini diperlukan, mengingat adanya karakteristik atau
ciri-ciri khusus yang ada pada mereka, yang tidak dapat diidentifikasi secara
umum. Akan diuraikan beberapa teknik identifikasi secara umum, yang
memungkinkan bagi guru-guru untuk melakukannya sendiri di sekolah, yaitu:
observasi, wawancara, tes psikologi, dan tes buatan sendiri. Secara lebih jelas
keempat teknik tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Observasi
Observasi merupakan
salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi anak-anak
berkebutuhan khusus, yaitu dengan cara mengamati kondisi atau keberadaan
anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di kelas atau di sekolah secara
sistematis. Observasi dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
Secara langsung, dalam arti melakukan observasi secara langsung terhadap obyek
atau siswa dalam lingkungan yang wajar, apa adanya dalam aktivitas
kesehariannya. Sedang observasi tidak langsung, dilakukan dengan menciptakan
kondisi yang diinginkan untuk diobservasi, misalnya anak diminta untuk
melakukan sesuatu, berbicara, menulis, membaca atau yang lainnya untuk
selanjutnya diamati dan dicatat hasilnya.
Untuk mempermudah pelaksanaan
observasi guru dapat mempersiapkan lembar observasi sederhana yang dapat
dirancang dan dikembangkan berdasarkan karakteristik yang dimiliki anak-anak
berkebutuhan khusus.
Contoh:
Nama siswa :..........
Kelas :..........
Aspek
|
Indikator
|
Gejala
|
|
Catatan
|
|
|
Nampak
|
Tidak nampak
|
|
penglihatan
|
1.
Sering
mendekatkan mata saat membaca atau menulis
2.
Selalu
mencari sumber suara
3.
Membutuhkan
pertolongan saat mengambil sesuatu
|
|
|
|
pendengaran
|
1.
Kesulitan
mendengarkan penjelasan guru
2.
Selalu
mendekatkan telinga saat berkomunikasi
3.
Sering
menggunakan isyarat saat berkomunikasi
|
|
|
|
Fisik
|
1.
Mengalami
kesulitan dalam berjalan atau bergerak
2.
Motorik
halusnya kurang saat menulis atau menggambar
3.
Kelainan
dari sebagian anggota tubuh
|
|
|
|
Perhatian
|
1.
Tidak
dapat memudahkan perhatian
2.
Perhatiannya
berubah-ubah
3.
Menyibukkan
diri sendiri saat pelajaran
|
|
|
|
Intelektual
|
1.
Tidak
dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
2.
Jarang
mengajukan pertanyaan
3.
Pekerjaan
akademiknya tidak teratur
|
|
|
|
Perilaku
|
1.
Sering
mengganggu teman
2.
Hiperktif
3.
Sering
membolos
|
|
|
|
b.
Wawancara
Wawancara merupakan
salah satu teknik untuk memperoleh informasi mengenai keberadaan anak-anak
berkebutuhan khusus, dalam upaya melakukan identifikasi. Apabila data atau
informasi yang diperoleh melalui observasi kurang memadai, maka guru dapat
melakukan wawancara terhadap siswa, orang tua, keluarga, teman sepermainan,
atau pihak-pihak yang dimungkinkan untuk dapat memberikan informasi tambahan
mengenai keberadaan anak tersebut, guru dapat menggunakan materi instrumen
observasi sebagai panduan dalam melakukan wawancara. Hal ini akan mempermudah
bagi guru dalam memfokuskan informasi yang ingin diperoleh.
c.
Tes
Teknik lain yang
dapat dilakukan dalam mengidentifikasi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah
dasar adalah melalui tes yang dibuat sendiri oleh guru. Tes merupakan suatu
cara untuk melakukan penilaian yang berupa suatu tugas atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh anak, yang akan menghasilkan suatu nilai tentang
kemampuan atau perilaku anak yang bersangkutan. Bentuk tes berupa suatu tugas
yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah yang harus dikerjakan
anak, untuk selanjutnya dinilai hasilnya.
Untuk identifikasi anak berkebutuhan khusus tes dapat
dilakukan dalam bentuk perbuatan ataupun tulisan. Dalam bentuk perbuatan, misalnya
guru dapat meminta siswa yang diduga mengalami kelainan tertentu untuk
melakukan sesuatu yang terkait dengan kemungkinan terjadinya kelainan.
Misalnya, untuk anak yang diduga mengalami kelainan pendengaran diminta untuk
menyimak beberapa jenis suara, kemudian ditanyakan suara apa itu, dari mana
datangnya suara, dan sebagainya. Sedang tes tertulis dapat diberikan kepada
siswa-siswa yang diduga mengalami kelainan untuk menilai kemampuannya. Dalam
hal ini soal atau pertanyaan-pertanyaan
dapat dibuat secara sederhana, sesuai kondisi dan perkembangan anak.
Apabila anak mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan
usianya, maka materi tugas yang diberikan ditingkatkan sesuai dengan usia di
atasnya, sebaliknya bila anak tidak mampu mengerjakan, maka materi tugas di
turunkan di bawah usia anak yang bersangkutan.
d.
Tes psikolog
Salah satu teknik
lain yang sangat populer dan sering digunakan dalam upaya identifikasi anak
berkebutuhan khusus adalah dengan tes psikolog. Jenis tes ini memiliki
kelebihan dibanding dengan tes yang lainnya, karena memiliki akurasi yang lebih
baik di banding tes buatan guru. Selain waktu pelaksanaanya yang lebih singkat,
melalui tes psikolog juga dapat diprediksikan apa-apa yang akan terjadi dalam
belajar anak di tahapan berikutnya. Untuk melihat tingkat kecerdasan seorang
anak, tes psikologi merupakan salah satu instrumen yang lebih obyektif dan
validitasnya telah teruji.
Sebenarnya tes
psikolog tidak hanya terbatas pada tes kecerdasan saja, namun ada juga jenis
tes psikologi yang digunakan untuk melihat aspek kepribadian atau perilaku
seseorang.
B.
Melakukan Asesmen
Kebutuhan Pendidikan yang diperlukan
Pengertian asesmen dalam kerangka pendidikan anak
berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai usaha untuk memperoleh informasi yang
relevan guna membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan. Dalam istilah
bahasa inggris assesment berarti penilaian terhadap suatu keadaan, penilaian
dalam konteks ini adalah evaluasi terhadap kondisi atau keadaan anak-anak
berkebutuhan khusus, jadi bukan merupakan penilaian terhadap hasil suatu
aktivitas atau kegiatan pembelajaran di sekolah. Walace. G & Larsen
(1978:7) menegaskan, bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan informasi
pembelajaran yang relevan. Asesmen merupakan aktivitas yang sangat penting
dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk itu pelaksanaannya harus benar-benar
dilakukan secara obyektif dan komprehensif terhadap kondisi dan kebutuhan anak.
Tujuan
Asesmen
Moh
Amin (1995:125) menjelaskan adanya 5 tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak
berkebutuhan khusus, yaitu :
1.
Menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan
anak pada setiap aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif,
kemampuan gerak, atau penyesuaian diri.
2.
Pengklasifikasian, penempatan, dan penentuan program.
3.
Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan
perbedaan klasifikasi berat ringannya kelainan yang disandang seorang anak,
yang berdampak pada perbedaan tujuan pendidikannya.
4.
Pengembangan program pendidikan individual yang sering
dikenal sebagai individualized
educational program, yaitu suatu program yang dirancang khusus secara
individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
5.
Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi
pembelajaran
Langkah Umum Pelaksanaan Asesmen Pendidikan
Merumuskan prosedur asesmen
|
Menentukan tujuan asesmen
|
Penggunaan daftar tahapan lingkup materi
|
Melakukan
tes informal
|
Melakukan
tes formal
|
Menentukan
tujuan asesmen
|
Penentuan
strategi pembelajaran
|
Penerapan
pembelajaran
|
C.
Memberikan Tindak
Lanjut berupa Layanan Pendidikan yang dibutuhkan
Identifikasi
Kebutuhan Pendidikan
Langkah awal dalam pemberian layanan
pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar adalah melakukan
identifikasi dan asesmen terhadap kebutuhan pendidikan dari siswa yang
bersangkutan. Temukan terlebuh dahulu anak-anak yang diduga mengalami kelainan
atau berkebutuhan khusus, dengan beberapa teknik identifikasi dan asesmen yang
telah dipelajarai sebelumnya. Melalui asesmen permasalahan-permasalahan
pendidikan khusus yang dialami anak akan diketahui, dalam bidang apa, dan
rentang persoalan yang dihadapinya.
Anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam aspek berbahasa, tentu akan berbeda program dan
strategi pelayanan dengan anak-anak memiliki permasalahan pada aspek
matematika. Persoalan pendidikan yang dihadapi anak berkebutuhan banyak sekali
ragamnya, yang secara umum berkenaan dengan membaca, menulis dan berhitung.
Pengembangan
Program
Salah satu program
pembelajaran yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus adalah program
pembelajaran individual, yaitu program yang disusun sesuai dengan kebutuhan
individu anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus, baik untuk pendidikan jangka
pendek atau jangka panjang. Istilah program pembelajaran individual (PPI),
merupakan terjemahan dari bahasa inggris, The
Individualized Program (IEP), yang menurut Hallahan (1991:25) dalam
persiapannya harus merumuskan tingkat kemampuan siswa saat ini, yang memiliki
tujuan jangka pendek atau jangka panjang.
Mengenai
program dan pelaksanaannya, amat penting adanya persetujuan dan kesepakatan
dengan orangtua, yang menurut Hallahan (1991:30) menyangkut
ketentuan-ketentuan:
1.
Tingkat kemampuan akademik siswa pada saat ini
2.
Tujuan tahunan untuk setiap siswa
3.
Hubungan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
4.
Hubungan antara pendidikan khusus dan pelayanan yang
diberikan, serta memberikan kesempatan kepada setiap anak yang berhasil untuk
turut serta dalam program pendidikan umum
5.
Rencana untuk memulai layanan dan mengantisipasi lamanya
pelayanan
6.
Prosedur evaluasi untuk menentukan keberhasilan atau
kegagalan program
Proses pengembangan PPI dapat dilakukan dengan
mengikuti beberapa panduan prosedur teknis, yaitu:
1.
Mendeskripsikan kompetensi siswa secara rinci pada saat
sekarang dalam berbagai bidang pelajaran.
2.
Merumuskan tujuan, baik jangka panjang (tahunan) ataupun
tujuan jangka pendek, secara khusus dalam kegiatan pembelajaran.
3.
Menentukan teknik dan alat evaluasi untuk mengetahui kemajuan
yang telah dicapai.
4.
Mengembangkan ranah kurikulum yang akan dibuat atau
diprogramkan.
5.
Menetapkan strategi pembelajaran, sesuai dengan penekanan
pada ranah kurikulum.
Berikut ini adalah contoh format untuk program pembelajaran individual
bagi anak berkebutuhan khusus.
PROGRAM
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
Hari/Tgl/Bl/Th :
....................................
Nama Siswa :
....................................
Alamat :
....................................
Nama Sekolah :
....................................
Kelas :
....................................
Bid Kesulitan :
....................................
Guru :
....................................
KOMPETENSI SISWA
SAAT INI
.........................................................................
.........................................................................
KOMPETENSI DASAR
YANG HARUS DIKUASAI
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
Pelaksanaan
Setelah
program pembelajaran dibuat, selanjutnya adalah implementasinya dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mempertimbangkan berbagai
aspek dalam pelaksanaannya, yang memungkinkan program dapat berjalan secara
efektif. Selain itu, perlu pula dipersiapkan beberapa hal penting yang terkait
dengan program, diantaranya:
1.
Mencermati tujuan dan sasaran program yang akan dicapai, baik
secara umum ataupun khusus berkenaan dengan pembelajaran baik anak berkebutuhan
khusus di sekolah.
2.
Materi dan lembar kegiatan, yang diperlukan selama
pelaksanaan program berlangsung di sekolah. Materi pembelajaran merupakan
kegiatan penting yang harus dipersiapkan, dengan memperhatikan kompetensi yang
akan di capai, serta struktur dan ranah kurikulum yang dikembangkan.
3.
Fasilitas dan sumber belajar, yaitu berupa media atau ruang
sumber untuk kegiatan pembelajarn.
4.
Kalender pembelajaran
5.
Melakukan rapat koordinasi tim terlebih dahulu dilakukan yang
melibatkan berbagai unsur sekolah, komite, dan orangtua siswa yang
bersangkutan.
Dengan mempersiapkan
pelaksanaan program dengan sebaik-baiknya, maka kompetensi yang diharapkan
untuk mengatasi kesulitan akan lebih mudah dicapai.
Evaluasi
Evaluasi diberikan
pada setiap akhir kegiatan pembelajaran atau dalam periode waktu tertentu dalam
bentuk tes informal maupun tes formal. Untuk anak-anak berkebutuhan khusus,
sesungguhnya evalusi dapat dilakukan dengan portofolio.
Latihan
Untuk mendalami
materi kajian sebagaimana yang telah disampaikan, maka perlu mengerjakan
latihan-latihan.
TUGAS
Layana Pendidikan Anak
Berkebutuhan Khusus
Dosen Pembimbing:
Di Susun Oleh:
Nurida : A1E 308 029
Imeldawati : A1E 308
042
Abdul Hamid : A1E 308
252
Rully Aprilya S : A1E
308 282
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1
PGSD
BANJARMASIN
2012
Daftar Pustaka
Suparno. 2008. Anak
Berkebutuhan Khusus. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasioanal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar