Label

Selasa, 22 Mei 2012

Makalah Penelitian Tindakan Kelas


BAB II
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
A.    Sistematika Laporan Penelitian
1.      Pengertian Laporan
Menurut The Shorter Oxford English Dictionary (Fletcher, 1990), istilah laporan memiliki dua macam pengertian atau definisi, seperti yang di paparkan berikut ini:
a)      Cerita yang dibawakan oleh seseorang kepada orang lain, terutama tentang suatu hal yang diteliti secara khusus.
b)      Pernyataan formal tentang hasil penelitian, atau apa saja yang memerlukan informasi yang pasti, yang dibuat oleh seseorang atau badan yang diperintahkan atau diharuskan untuk melakukan hal itu.
Laporan adalah bagian dari suatu sistem yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan (Fletcher, 1990: 11). Oleh karena itu, laporan harus membantu dalam menyelesaikan pekerjaan, memecahkan persoalan yang ada, serta memberikan informasi untuk pekerjaan selanjutnya.

2.      Manfaat dan Tujuan Penulisan Laporan
Tujuan menulis laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian. Dengan demikian, apapun yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian berakhir, semuanya terdokumentasikan dengan baik, dan kemudian dapat dikomunikasikan ke berbagai pihak. Dalam penelitian pada umumnya, isinya merupakan laporan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya.
Laporan PTK perlu dibuat oleh para peneliti untuk beberapa kepentingan antara lain seperti berikut:
1)      Sebagai dokumen penelitian, yang secara pragmatis dapat dimanfaatkan oleh guru atau dosen untuk diajukan sebagai bahan kelengkapan kenaikan pangkat. Bagi guru yang bergolongan IV/a bahkan menulis karya ilmiah, termasuk menulis laporan penelitian merupakan suatu “Kewajiban”
2)      \sebagai sumber bagi peneliti lain atau peneliti yang sama dalam memperoleh inspirasi dan/atau acuan teoritik (tinjauan pustaka) untuk melakukan penelitian lainnya
3)      Sebagai bahan supaya orang atau peneliti lain yang membacanya atau ditugaskan mereviewnya dapat memberikan kritik dan saran konstruktif terhadap penelitian yang dilakukan.
4)      Sebagai acuan dan perbandingan bagi peneliti yang permasalahannya serupa atau sama.

3.      Struktur Laporan
Struktur laporan merupakan bagian yang sangat mendasar dalam sebuah laporan, karena format laporan akan merupakan kerangaka berpikir yang dapat memberikan arah penulisan, sehingga memudahkan dalam menulis laporan.
Dalam penelitian PTK, dalam laporan bukan hanya disampaikan hasil dari kegiatan penelitian semata-mata, akan tetapi juga mendeskripsikan semua langkah, dari mulai menemukan masalah, merencanakan (plan), melakukan tindakan (action), mengamati (observation), dan merefleksi (reflection), kemudian kembali ke rencana (revised plan). Laporan PTK adalah laporan rangkaian kegiatan dari mulai ‘plan’ sampai dengan ”plan” berikutnya atau plan yang sudah direvisi. Dengan demikian maka pada laporan PTK akan nampak dari mulai tujuan yang ingin dicapai, metode atau prosedur yang digunakan, masalah yang muncul, dan cara mengatasi atau memecahkan masalah tersebut.

B.     Langkah-langkah Penulisan Laporan Penelitian
1.      Judul
Ada berbagai cara untuk memberikan judul terhadap laporan penelitian tindakan kelas (PTK). Tapi, bagi laporan PTK, judul haruslah mencerminkan sebuah akativitas, jelas dan mudah dipahami,
Contohnya:
Upaya Guru Mengefektifkan Metode Bertanya Untuk
Meningkatkan Interaksi Belajar Murid

2.      Pendahuluan
Pendahuluan merupakan informasi awal dari sebuah tulisan, termasuk laporan PTK, dan merupakan inti, sehingga dengan membaca pendahuluan sudah dapat mengetahui secara umum tentang isi buku atau tulisan tersebut.
Pendahuluan ini dapat diisi antara lain dengan latar belakang masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
3.      Prosedur PTK
Dalam bagian “prosedur” ini dapat diuraikan antara lain tentang:
Ø  Persiapan dalam menyusun atau mengembangkan proposal penelitian.
Ø  Menyiapkan instrumen penelitian
Ø  Menyiapkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK)
Ø  Teknik mengumpulkan data
Ø  Analisi data
Ø  Menafsirkan data
Ø  Menarik kesimpulan
Ø  Menentukan tindakan perbaikan sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
Ø  Menentukan tindakan selanjutnya.
4.      Hasil dan Implementasi
Dalam “hasil” ini seorang peneliti PTK perlu melaporkan sejumlah komponen yang saling berkaitan dengan masalah yang diteliti, seperti tindakan dan aktivitas, hasil dari tindakan, serta penafsiran. Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang berbagai yang dimaksud terakhir.
a.       Masalah yang diteliti
Masalah yang perlu ditampilkan lagi dalam laporan penelitian tindakan kelas (PTK), untuk mengingatkan kembali bahwa penelitian ini juga bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut.
b.      Tindakan dan aktivitas
Tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi masalah tersebut.
c.       Hasil dari tindakan
Setelah dilakukan tindakan, tunjukkan hasil yang dicapai, apakah masalah dapat diatasi atau tidak.
d.      Penafsiran
Dalam penafsiran dilaporkan, mengapa berhasil dan/atau mengapa tidak berhasil mengatasi masalah. Artinya, hasil PTK tersebut memerlukan adanya pembahasan.

5.      Meta analisis
Laporan juga harus mencantumkan tindakan selanjutnya yang ingin dilakukan. Hal ini penting, karena permasalahan dalam suatu PTk belum tentu dapat diatasi dengan satu kali tindakan dalam satu siklus, melainkan kemungkinan memerlukan tindakan lanjutan dalam siklus berikutnya. Kadang-kadang hal ini memerlukan dua sampai tiga kali tindakan beberapa siklus.
6.      Kesimpulan
Dalam membuat suatu kesimpulan penelitian tindakan kelas (PTK), kemukakanlah pernyataan yang merupakan rumusan hasil pembuktian terhadap hipotesis atau pencapaian tujuan penelitian.
Untuk membuat rumusan kesimpulan hasil PTK perlu memperhatikan beberapa pendekatan yang lazim digunakan oleh para peneliti PT, seperti dipaparkan berikut ini:
a.       Berdasarkan tujuan PTK
Kesimpulan dalam kategori ini ditarik dari rumusan tujuan PTK. Berikut ini adalah contoh penarikan kesimpulan dengan pendekatan ini:

Jika Tujuan berbunyi:
“Murid dapat menjawab pertanyaan anda dengan benar”, sedangkan

Tindakan dirumuskan:
“Menyempurnakan struktur kalimat pertanyaan”, maka

Kesimpulan dapat dirumuskan menjadi:
“Menyempurnakan struktur kalimat tanya, menyebabkan murid dapat menjawab pertanyaan dengan benar”.

b.      Berdasarkan pembuktian hipotesis
Hipotesis merupakan dasar untuk menarik kesimpulan. Setelah melakukan PTK, dan data telah dikumpulkan, yang kemudian dianalisis (dikaji dan dilakukan refleksi) maka kesimpulan tentang hipotesisnya ada dua kemungkinan, yaitu hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Berikut ini adalah contoh perumusan kesimpulan yang ditarik berdasarkan hipotesis penelitian:

Jika HIPOTESIS berbunyi:
Apabila struktur kalimat pertanyaan yang diajukan pada murid sudah baik dan benar, maka murid akan dengan mudah menjawab pertanyaan tersebut, maka

Kesimpulan dapat dirumuskan menjadi:
1)      Struktur kalimat pertanyaan yang baik dan benar memudahkan murid untuk menjawab pertanyaan (hipotesis terbukti atau diterima)
Atau
2)      Struktur kalimat pertanyaan yang baik dan benar tidak merubah keadaan yaitu murid tetap saja tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar (hipotesis ditolak)

c.       Berdasarkan butir temuan yang dianggap penting
Selain berdasarkan tujuan dan hipotesis, dapat juga menyimpulkan sesuatu yang lain yang dianggap penting, walaupun tidak terdapat dalam tujuan atau hipotesis penelitian.

7.      Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran konkrit yang dilakukan oleh peneliti pada akhir sebuah laporan penelitian. Untuk keperluan ini maka saran perbaikan biasanya ditujukan pada para pembuat kebijakan.
PTK mempunyai dua peran yaitu peran ”involvement” yaitu melibatkan guru secara langsung sebagai subjek dalam pelaksanaan PTK, dan peran “improvement” yaitu menempatkan guru untuk melakukan berbagai perbaikan, termasuk pola pikir dan cara kerjanya. Oleh karena itu, guru sebagai peneliti PTK harus memiliki objektivitas yang tinggi sejak dari mulai merencanakan, melaksanakan sampai dengan menyusun laporan.

C.     Kriteria Ilmiah dalam Penulisan Laporan Penelitian
1.      Kebenaran
Suatu kebenaran, dalam hal ini adalah kebenaran ilmiah harus memenuhi prinsip koherensi. Artinya, sesuatu dikatakan mengandung kebenaran apabila suatu pernyataan dengan pernyataan lain saling berkaitan dan menunjang satu sama lain, atau dengan bahasa sederhana “ada benang merah” yang menghubungkan satu pernyataan dengan pernyataan lain.
Selain koherensi, suatu kebenaran ilmiah harus memenuhi kriteria korespondensi. Hal ini berarti bahwa suatu pernyataan benar jika pernyataan tersebut sesuai dengan obyek yang disebutkan dalam pernyataan yang dimaksud, atau dengan perkataan pernyataan benar jika faktual dan di dukung dengan bukti, data, atau informasi yang relevan.
Kriteria lain yang juga dapat digunakan untuk menguji kebenaran ilmiah suatu tulisan atau laporan adalah prinsip pragmatik. Artinya, suatu pernyataan benar jika esensi atau muatan dalam pernyataan tersebut bermanfaat bagi kehidupan.
2.      Metode Ilmiah
Muatan dalam suatu tulisan ilmiah harus benar secara ilmiah (memenuhi kriteria koherensi, korespondensi, dan pragmatik), akan tetapi kriteria itu saja tidak cukup. Kebenaran dalam pernyataan atau tulisan harus dihasilkan melalui proses kerja ilmiah. Masalahnya, bisa saja seseorang menemukan kebenaran dengan cara-cara non-ilmiah, tetapi peluang menemukan kebenaran dengan cara non-ilmiah yang sama sangat kecil dan seringkali sulit dipelajari orang lain.\
Dalam tradisi ilmiah, paling tidak ada sejumlah pendekatan yang lazim dipergunakan dan dikategorikan sebagai metode ilmiah. Misalnya, metode induktif, metode deduktif, dan metode kombinasi induktif-deduktif (reflective thinking dan penelitian ilmiah)
3.      Tatacara Penulisan Ilmiah
Dalam hal tatacara penulisan ilmiah ada dua dimensi utama yang harus mendapatkan perhatian. Pertama, kebahasaan, dan kedua teknik tata-tulis.
Persoalan bahasa bukan hanya monopoli kalangan bahasawan, tetapi menjadi persoalan semua orang yang ingin menulis, terutama tulisan ilmiah. Beberapa prinsip kebahasaan yang perlu diperhatikan adalah berkenaan dengan penggunaan kata yang harus baku (formal). Selain itu, juga harus mengacu pada ejaan yang lazim, misalnya memenggal kata, penggunaan tanda petik, menuliskan kata ulang, penggunaan huruf besar-kecil.
Dari segi teknik tata-tulis sesungguhnya sangat bervariasi, dan seringkali lain intuisi lain pula teknik tata-tulis yang digunakan, lain perguruan tinggi, lain lagi pedomannya.



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika
Wardhani, Igak. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar