Label

Selasa, 31 Januari 2012

Take 5 "Mawar Putih"


Take 5
Mawar Putih
        Duh..cepe’ juga jadi bendahara. Semuanya pada ribet, gara-gara teman-temanku pada berebutan bayar iuaran saat Andi menagihnya pake mikrofon. Memang sebenarnya ga’ mesti bayar hari ini, ka’ Irsyad juga mintanya hari kamis nyerahin uangnya. Tapi ada gossip kalau kamis libur, makanya di tagihnya sekarang. Biar besok bisa diserahin ma ka’ Irsyad. Meski begitu masih banyak yang belum bayar. Ga’ lama setelah itu ada kabar baru kalau kamis masih kuliah. Sehingga yang belum bisa bayar sekarang masih bisa besok.
        Hari ini sehabis mata kuliah ga’ ada lagi aku dan Syalwa diminta Mutia mengantarnya ke Mesjid untuk pengajian yang orang-orangnya adalah para KSI yang di transfer dari bekas SMA masing-masing. Syalwa beberapa kali mengeluh padaku pengen ikut acara ini. Tapi dia mesti sabar menunggu dirinya di transfer oleh KSI di SMAnya. Aku kurang mengerti masalah ini jadiaku ga’ banyak komentar.
        Kali ini kami mengajak Syila untuk ikut mengantar dan menunggui Mutia dan Syilapun mau. Sambil menunggu Mutia selesai pengajian kami menunggunya di dalam mesjid bagian atas. Seperti kebiasaan para cewe’ lain mengisi waktu luang kami ngobrol. Sesekali Syila minta pandapatku dan Syalwa tentang masalah yang dia hadapi.
        “ Ra..berdasarkan pengetahuan ikam tentang masalahku, apa yang baiknya aku lakukan?” Tanya Syila sambil berbaring.
        Akupun tertawa kecil karena dia bertanya seolah aku tau banyak hal mengenai Cinta. Pacaran aja aku baru sekali dan itupun Cuma sebentar lagian aku juga sekedar suka sama mantanku itu, aku sama sekali ga’ ada rasa Cinta padanya. Itu hanya kekeliruanku untuk mengenali siapa yang sesungguhnya aku cintai. Jadi, apa alasannya Syila bertanya seperti itu padaku.
        “ ko’ kamu ketawa sich Ra…aku serius. Dari novel dan sinetron yang kamu baca pasti kamu tau gimana cara kita mengetahui kalau ada orang yang suka ma  kita?”,tanyanya sedikit kesal.
        “ Oh…”. Aku pikir dia mau nanya bagaimana caranya memecahkan masalahnya dengan Jordan. Kalau dia sampai nanya hal itu aku masih ga’ tau harus jawab apa. He..he..masalahanya kejadian yang dialami Syila juga menimpaku. Gimana aku bisa memecahkan masalahnya Syila, aku aja belum bisa memecahkan masalahku.
        “ Iya Ra..gimana kita tau kalau ada orang yang suka ma kita?”, Syalwa ikut bertanya hal yang sama padaku dan itu membuatku berpikir langsung tertuju pada…Rangga.
        “ Mmm…gimana yach..lihat aja dari sorot matanya..sorot matakan ga’ pernah bohong”.
        Seperti ga’ puas dengan jawabanku mereka kembali mengulang pertanyaan mereka dengan kata-kata yang sedikit berbeda tapi maknanya sama. Untung otakku bereaksi dengan cepat, sehingga aku bisa langsung menjawab pertanyaan mereka.”  Ya udah..gimana kalau pura-pura aja jatuh di depan cowo’ yang kalian curigai suka sama kalian. Pastinya ada reaksi padanya melihat orang yang dia sukai terluka”
        “ jadi kaya’ gerakan refleks karena merasa ada ikatan batin..kaya’ gitu maksud kamu?” kata Syila mengerti maksud kata-kataku.
        Aku mengangguk sekali sambil tersenyum.
        “ Iya juga yach..”, kata Syalwa membenarkan kata-kataku.
        Pembicaraanpun semakin ga’ menentu arah tujuannya saat Syila bertanya pada Syalwa sebenarnya ada apa antara dia dan Rangga. Aku hanya terdiam dan ikut berbaring seperti Syila memandang kearah Syalwa.
        “ Sekarang giliran kamu bercerita Syalwa sama kami?” pinta Syila
        Sambil tersenyum malu syalwa bertanya,” Cerita apa?”
        “ Ya cerita hubungan kamu ma Rangga..apa ada kata-kata yang menjurus kesana..maksudku apa dia ada bilang cinta ma kamu?”
        Aku hanya diam memperhatikan reaksi Syalwa menjawab Tanya Syila. Aku hanya sesekali mengulang dan menambahkan kata-kata Syila.
       Ku lihat Syalwa tersenyum malu seakan ada yang tersembunyi dari senyumannya itu. Dia lantas berkata,“ Oh…ga’ ada ko’, kami cuma temenan aja ko’ dan juga sebatas rekan kerja di dalam organisasi yang kami bina bersama”.
        Akupun teringat kata-kata Syalwa beberapa waktu lalu.dan aku mau membahasnya kembali. Sambil sedikit bercanda aku bertanya,” masa sich..kamu tau ga’ Syil, kaka’ pembinanya menyarankannya nikah ma Rangga loch..”
        “ Beneran itu Syal?” Tanya Syila sedikit kaget dan tersenyum
        “ ga’ tau juga sich..kenapa beliu langsung menjurus ke sana”, jawabnya masih dengan wajah memerah.
        “ Ya wajarlah..kan di dalam islam itu kalau sudah ada rasa langsung aja menjurusnya ke sana sebelum ada  hal-hal yang ga’ diinginkan”, kataku so’ tau.
        “ hm..eh.jadi waktu itu aku telphon-telphonan dengan kaka’ pembimbing KSIku..beliau betakun apa ada ikhwan di KSI yang aku sukai. Aku bilang kalau di sukai sich engga’ tapi sekedar kagum ada sich..lalu beliau bertanya lagi siapa orangnya setelah menyebutkan tiga nama yang menurut beliau dekat lawan aku yaitu Ridwan, Akhmad , dan Rangga.. menurut kaka’ sendiri siapa kataku..”,katanya terhenti karena malu mengungkapkan semuanya.
        Tanpa pikir panjang akupun berkata,”Rangga kan?”
        “ Hi ih..”,jawabnya pelan. akupun tertawa sebentar karena tebakanku benar. Dia lantas meneruskan perkataannya.” Aku bilang aku hanya kagum ma dia bukan ma dia aja tapi ma ikhwan yang lain jua..tapi sedikit lebih dari ikhwan yang lain. Dan beliau bertanya lagi kenapa harus dia padahal masih banyak ikhwan lain yang lebih rupawan, alim darinya. Ga’ tahu dech ka kenapa ulun kagumnya sama dia jawabku..mau gimana lagi ulun dan Ranggakan tergabung dalam satu kepengurusan yang sama, jadi baik dan buruknya Rangga ulun tau. Kalau sama yang lain baik juga sih ka’ tapi ga’ sekenal ulun kepada Rangga. Coba aja kakak kada menempatkan ulun satu kepengurusan dengan  ikhwan yang lain mungkin ulun akan kagumnya ma yang lain. Ini Cuma gara-gara yang sering ketemu itu ya sama Rangga..Ga’ mesti juga kata kaka’ku itu.”
        kembali aku bersua,”yap aku setuju sama kaka’ kamu, ini tergantung takdir Yang Di Atas bila Dia berkehendak kamu suka atau kagumnya sama Rangga meski ga’ satu kepengurusanpun pasti tetap itulah yang terjadi, ya kamu tetap naksirnya sama dia”
        “ Aku ga’ suka sama dia..” keluhnya berlawanan dengan sorot matanya. Dan hanya tersenyum yang mampu aku tampilkan dari layar wajahku.” Maksud beliau itu bila ada yang menarik perhatianku biar di urusakan..tapi kataku aku belum kepikiran ke sana, masih banyak yang belum aku raih..apa lagi waktu itu aku masih SMA masa sudah di takuni kaya’ gitu. Lagian aku Cuma sekedar kagum aja dengan Rangga”,jawabnya
        Aku mungkin berlebihan dalam menduga-duga perasaan Rangga kepada Syalwa dan perasaan Syalwa kepada Rangga. Tapi entah kenapa perasaanku mereka bukan hanya sekedar saling kagum. Tapi…..lebih dari itu. Apalagi dari cerita Syalwa selunjutnya tentang kejutan-kejutan dari Rangga untuknya di hari ulang tahunnya, di tambah beberapa kali Syalwa keceplosan berkata sesuatu yang menunjukkan isi hatinya. Aku…ga’ bisa berkomentar lebih jauh lagi. Rasanya di dadaku sudah terlalu sesak untuk bernafas lepas. Okelah…perasaanku pada Rangga udah mereda tapi tetap aja ada rasa berbeda saat mendengar tentang kedekatan mereka.
        Saat Syalwa bertanya tentang aku karena hanya aku yang jarang bercerita pada mereka, aku hanya tersenyum dan berkata,” ga’ ada yang bisa aku certain”
        “ Masa sich..”,sindir Syila. Tapi mereka ga’ memaksaku bercerita, mereka menghargai keputusanku. Kamipun keluar dari Mesjid takut kalau Mutia sudah selesai dan mencari kami.
        Rangga..apa benar kamu sampai segitunya memperlakukan Syalwa?..aku masih ingat isi smsnya beberapa waktu lalu, saat aku bertanya warna mawar apa yang sesuai karakterku dan dia jawab Mawar Putih. Akupun pernah nanya lagi warna apa yang sesuai denganku dan dia juga bilang putih. Apa benar makna puith yang kamu maksud sama dengan makna putih yang aku masud. Lalu apa Ga alas an kamu memilih warna Ungu sebagai lambang antara kamu dan aku. Sedangkan dalam sms yang aku kirim ke kamu sama sekali ga’ memuat warna Ungu. Apa arti Ungu itu adalah penggabungan warna biru yang artinya teman spesial, putih yang maknanya sahabat baik, dan merahyang artinya kamu membenciku. Kenapa kamu ga’ balas smsku saat aku menanyakan makna warna Ungu. Duh…pikiranku mulai kacau nich. Udahlah aku jangan mikirin hal itu lagi. Bikin kepalaku pusing aja dan hati aku tersayat aja. Huh..
        Karena merasa sudah terlalu sore kami memutuskan pulang duluan, apalagi Mutia mengirim sms ke kami kalau dia kaya’nya masih akan lama jadi kami di mintanya pulang duluan. Saat kami masih berjalan di sekitar kampus, Mutia menelphon Syila memberitahukan kalau dia udah selesai dan sekarang di belakang kami. Ternyata Mutia bersama Ayu yang dipilih menjadi ketua kelompok pengajian mereka. Dan aku ngobrol sama dia, aku minta bantuannya untuk memperoleh nomor Hpnya Zikri. Bukannya apa-apa, aku Cuma pengen ngajakin Zikri buat ngadain reoni. He..he..saat aku bahas dengan Syalwa, wajahnya cemberut. Aku ingat dia bilang ga’ mau kalau Rangga ketemu mantannya Marissa. Aku di buat ketawa karenanya. Dan hal itu semakin memperkuat dugaanku tentang perasaan Syalwa pada Rangga.

Temanku Elisa pernah berkata, “ Sebenarnya perasaan cemburu itu hanya perasaan yang sia-sia. Kalaupun ada perasaan itu, seperti apa rasanya? Sakit dan ga’ enakkan…itulah yang dirasakan iyakan! Lalu bagaimana perasaan Allah SWT karena kita sebagai manusia yang pada dasarnya adalah ciptaan-Nya, lebih sering memikirkan orang itu di bandingkan Allah. Bukankah seharusnya tempat mengadu itu adalah Allah. Jadi apa lagi yang membuat kita cemburu karena Allah selalu ada buat kita melebihi orang-orang di sekitar kita dan cinta-Nya pada kita melebihi cinta kita pada orang yang kita cemburuin”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar