Label

Selasa, 31 Januari 2012

Take 4 "Kebimbangan Syila"


Take 4
Kebimbangan Syila
        Membosankan..s’lalu kosong di mata kuliah Matematika. Padahal aku udah kangen banget pengen belajar Matematika, sejak lulus SMA aku udah ga’ pernah belajar Matematika lagi. Tapi..ternyata ga’ benar-benar ada waktu kosong, Andi ketua  kelas kami menyerahkan tugas Pancasila. Dan ngesilinnya, tugasnya itu di kumpulnya besok padahal hari ini ada kuliah sampe sore. Kapan waktunya buat ngerjain tugasnya. Aku benar-benar kesal sama Andi, padahalkan tugasnya itu sudah dari seminggu yang lalu di kasihkan, tapi baru terlaksana hari ini. Ih…
        Saat mengerjakan tugas Pancasila, ka’ Irsyad ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiwa) di kampus kami datang untuk menagih uang iuran bulanan BEM pada kami semua. Dan yang di minta menagih uang adalah aku. Mau gimana lagi akukan bendahara kelas jadi mau ga’ mau aku harus ngelakuin kewajiban aku. Dan ada senangnya juga, soalnya ka’ Irsyad memberiku nomor Hpnya, supaya bila uangnya udah terkumpul aku segera menghubungi beliau. Seperti biasa teman-temanku mulai dech menggodaku gara-gara hal itu.
        Masalahnya selama ini aku ga’ pernah menjadi objek becanda mereka. Karena setau mereka aku ga’ punya idola di kampus, ga’ seperti mereka yang masing-masing punya idola kaka’ kelas. Misalnya Syalwa mengidolakan ka’ Adam yang katanya adalah Divisi Keagamaan di organisasi kampus kami, lalu Syila yang mengidolakan ka’ Juandi yang juga katanya adalah ajudan ka’ Irsyad atau jelasnya wakilnya, dan yang lainnya. Kalau aku jujur, aku itu mengidolakan ka’ Irsyad. Soalnya, ka’ Irsyad itu sosok pemimpin yang bijaksana. He..he..tapi aku ga’ mau cerita sama siapapun, itu ga’ penting. Lagian aku tu ga’ pantes mengidolakan siapapun.
        Semakin lama, masalah semakain bermunculan. Syila, teman dekat aku dan Syalwa mempunyai masalah cukup serius mengenai CINTA SEGITIGA. Selalu masalah cinta segitiga. Dulu, gara-gara cinta segitiga juga dua sahabatku di SMA yaitu Elisa dan Diandra  bermusuhan hingga sekarang. Aku kira saat memasuki bangku kuliah aku ga’ akan mendengar masalah cinta segitiga lagi. Tapi..nyatanya keinginanku itu salah., teman dekat aku dan syalwa yaitu Syila mengalami hal itu. Sebenarnya menurut aku, Jordan itu sukanya sama Syila bukan pada Citra. Tapi Syila merasa ga’ pantas bermusuhan dengan Citra yang notabennya adalah teman satu kosnya.
        Akhirnya Syila memutuskan untuk menghapus perasaannya pada Jordan dan meminta aku dan Syalwa membantunya. Saat mata kuliah Agama aku di minta Syila duduk di belakang bersamanya. Akupun bersedia karena saat itu yang persentasi di depan adalah kelompok Syalwa. Dari pada aku duduk didepan sendirian lebih baik aku menemani Syila. Seperti kebiasan lamaku yang kembali muncul, di belakang aku dan Syila ngobrol membahas masalahnya.
        “ Apa yang tadi aku katakan itu benar Syil..kita ga’ boleh membanding-bandingkan seseorang dengan orang lain..kamu ga’ boleh bilang kalau kamu suka sama dia karena   mirip dengan orang yang kamu pernah suka. Itu berarti kamu ga’ tulus sayang ma orang itu, tapi kamu sayang dengan orang yang kamu bilang mirip ma dia..”, jelasku saat Ibu dosen belun datang.
        Seolah mengerti Syila mengangguk dan berkata, “ jadi gitu yach Ra…   tapi benar dia mirip banget ma soulmateku di SMA”.
        “ Okelah mereka mirip, tapi mereka tetap orang yang berbeda.. dan pasti dari mereka ada perbedaannya, paling engga’ dari perbedaan itu kamu bisa tau apa yang sebenarnya kamu rasakan……”jelasku lalu menghelakan nafas karena rasanya aku ga’ tau lagi harus berkata apa lagi pada Syila.
        Syila tersenyum seakan perkataanku menyadarkannya. Tapi ta’ lama kemudian wajahnya kembali muram.” Lalu gimana caranya aku melupakannya Ra, setiap melihatnya atau ngobrol dengannya aku merasa…”
        “ Iya..aku ngerti..sih.. so’ tau banget yach aku..he..he..ya udah jadi gini aja, kamu coba bersikap tenang setiap muncul masalah kaya gini…aku termasuk tipe orang yang ga’ suka berlebiahan mengekspreslkan perasaanku. Sama kaya’ waktu SMa, aku sama sekali ga’ lulus satupun dalam ujian Try Out, tapi aku ga’ mengekspresikan kesedihanku berkelebihan kaya’ orangkan ada yang Dwoun mungkin aku nangis..iya aku nangis..tapi ga’ berlebihan..”
        “ Oh… jadi kita bersikap santai ajakan”
        “ Heeh…gitu juga kamu harus menanggapi si dia. Setiap kamu berpapasan atau ngobrol dengannya, kamu caba melawan perasaan kamu saat itu. Jadi dari ketenangan kamu itu sebenarnya kamu sedang berperang di dalam diri kamu sendiri. Bila dia senyum kamu juga balas tersenyum. Jadi jangan menghindarinya.”
        “ ya udah mulai sekarang aku akan melawan perasaanku ini”, katanya bersemangat.
        “ Tapi kalau Cuma niat aja yang kuat, itu sia-sia aja”. Ku liahat perkataanku membuatnya ciut. Sebelum dia kembali bingung aku meneruskan perkataanku. “ Aku s’lalu bilang ma diri aku sendiri jangan niat aja yang kuat tapi aku harus bisa mewujudkannya dalam dunia nyata..dan aku s’lalu berkata pada diri aku sendiri bahwa aku bisa.”
        Syilapun mengangguk mengerti penjelasanku. Akhirnya gara-gara asyik ngobrol jadi ga’ sadar kalau Ibu Dosen sudah datang, ga’ mau dapat masalah aku dan Syila lalu mendengarkan persentasi kelompok Syalwa. Dan itulah Syalwa yang membuat semua orang iri dengan kepandaiannya berbicara di depan kelas. Ditambah Riana yang juga Miss coment satu kelompok dengannya. Sehingga terjadi perdebatan sengit antar anngota kelompok. Aku dan Syila tertawa kecil melihat ketidak kompakan mereka terlebih antara Syalwa dengan Riana.
        “ Mmm…ini jadinya bukan diskusi antar kelompok. Tapi…diskusi antar anggota kelompok..”,kata Syila padaku sambil sedikit tertawa.
        Hari ini adalah hari yang panjang untukku dan teman-temanku. Gimana ga’ panjang, kami masuk kuliah dari jam delapan pagi sampai jam setengah enam sore. Terlebih waktu istirahat Cuma sekitar 45 menit, itupun habis dipake buat sholat. Ya habislah..wong sholatnya aja gantian karena musholanya sempit. Tapi dari keterbatasan ruangan itu malah semakin mempererat tali silaturahmi antar mahsiswi dengan mahasiswi, mahasiswi dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa, serta kedekatan dengan para dosen yang sholat di mushola.
        Ya…meski hari ini hari yang pannjang dan melelahkan, tapi aku senang menjalaninya. Karena setibanya di rumah tinggal beberapa menit aja lagi nunggu beduk berbuka puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar