Label

Senin, 18 Juni 2012

LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR


LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH DASAR


A.      Melakukan Identifikasi Adanya Anak Berkebutuhan Khusus
Umumnya guru memiliki catatan atau rekaman tentang perkembangan masing-masing siswa, bagaimana kondisinya dan kebutuhan pendidikan apa yang diperlukan, terlebih untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Untuk mengenali anak-anak berkebutuhan khusus dapat dimulai dengan melakukan identifikasi. Identifikasi dalam pengertian ini, dimaksudkan adalah usaha untuk mengenali atau menemukan anak berkebutuhan khusus sesuai dengan ciri-ciri yang ada. Dalam kamus kontemporer dijelaskan bahwa yang dimaksud identifikasi adalah pengenalan, penyamaan, dan tanda bukti pengenal, menemukenali anak-anak berkebutuhan khusus sudah barang tentu membutuhkan perhatian serius. Ada anak-anak dengan mudah dapat dikenali sebagai anak berkebutuhan khusus, tetapi ada juga yang membutuhkan pendekatan dan peralatan khusus untuk menentukan, bahwa anak tersebut tergolong anak berkebutuhan khusus. Anak-anak yang mengalami kelainan fisik misalnya, dapat dikenali dengan keberadaannya, sebaliknya untuk anak-anak yang mengalami kelainan dalam segi intelektual maupun emosional memerlukan instrument dan alasan yang rasional untuk dapat menentukan keberadaanya.

Teknik Identifikasi
            Pada hakekatnya ada banyak metode atau teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar. Beberapa teknik khusus akan sangat diperlukan untuk menemukenali anak-anak yang berkebutuhan khusus. Hal ini diperlukan, mengingat adanya karakteristik atau ciri-ciri khusus yang ada pada mereka, yang tidak dapat diidentifikasi secara umum. Akan diuraikan beberapa teknik identifikasi secara umum, yang memungkinkan bagi guru-guru untuk melakukannya sendiri di sekolah, yaitu: observasi, wawancara, tes psikologi, dan tes buatan sendiri. Secara lebih jelas keempat teknik tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi anak-anak berkebutuhan khusus, yaitu dengan cara mengamati kondisi atau keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus yang ada di kelas atau di sekolah secara sistematis. Observasi dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung, dalam arti melakukan observasi secara langsung terhadap obyek atau siswa dalam lingkungan yang wajar, apa adanya dalam aktivitas kesehariannya. Sedang observasi tidak langsung, dilakukan dengan menciptakan kondisi yang diinginkan untuk diobservasi, misalnya anak diminta untuk melakukan sesuatu, berbicara, menulis, membaca atau yang lainnya untuk selanjutnya diamati dan dicatat hasilnya.
            Untuk mempermudah pelaksanaan observasi guru dapat mempersiapkan lembar observasi sederhana yang dapat dirancang dan dikembangkan berdasarkan karakteristik yang dimiliki anak-anak berkebutuhan khusus.
            Contoh:
            Nama siswa     :..........
            Kelas               :..........
           
Aspek
Indikator
Gejala

Catatan


Nampak
Tidak nampak

penglihatan
1.      Sering mendekatkan mata saat membaca atau menulis
2.      Selalu mencari sumber suara
3.      Membutuhkan pertolongan saat mengambil sesuatu



pendengaran
1.        Kesulitan mendengarkan penjelasan guru
2.        Selalu mendekatkan telinga saat berkomunikasi
3.        Sering menggunakan isyarat saat berkomunikasi



Fisik
1.        Mengalami kesulitan dalam berjalan atau bergerak
2.        Motorik halusnya kurang saat menulis atau menggambar
3.        Kelainan dari sebagian anggota tubuh



Perhatian
1.        Tidak dapat memudahkan perhatian
2.        Perhatiannya berubah-ubah
3.        Menyibukkan diri sendiri saat pelajaran



Intelektual
1.        Tidak dapat menjawab setiap pertanyaan yang diberikan
2.        Jarang mengajukan pertanyaan
3.        Pekerjaan akademiknya tidak teratur



Perilaku
1.        Sering mengganggu teman
2.        Hiperktif
3.        Sering membolos



             
b.      Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik untuk memperoleh informasi mengenai keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus, dalam upaya melakukan identifikasi. Apabila data atau informasi yang diperoleh melalui observasi kurang memadai, maka guru dapat melakukan wawancara terhadap siswa, orang tua, keluarga, teman sepermainan, atau pihak-pihak yang dimungkinkan untuk dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan anak tersebut, guru dapat menggunakan materi instrumen observasi sebagai panduan dalam melakukan wawancara. Hal ini akan mempermudah bagi guru dalam memfokuskan informasi yang ingin diperoleh.
c.       Tes
Teknik lain yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar adalah melalui tes yang dibuat sendiri oleh guru. Tes merupakan suatu cara untuk melakukan penilaian yang berupa suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak, yang akan menghasilkan suatu nilai tentang kemampuan atau perilaku anak yang bersangkutan. Bentuk tes berupa suatu tugas yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah yang harus dikerjakan anak, untuk selanjutnya dinilai hasilnya.
            Untuk identifikasi anak berkebutuhan khusus tes dapat dilakukan dalam bentuk perbuatan ataupun tulisan. Dalam bentuk perbuatan, misalnya guru dapat meminta siswa yang diduga mengalami kelainan tertentu untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan kemungkinan terjadinya kelainan. Misalnya, untuk anak yang diduga mengalami kelainan pendengaran diminta untuk menyimak beberapa jenis suara, kemudian ditanyakan suara apa itu, dari mana datangnya suara, dan sebagainya. Sedang tes tertulis dapat diberikan kepada siswa-siswa yang diduga mengalami kelainan untuk menilai kemampuannya. Dalam hal ini soal atau pertanyaan-pertanyaan  dapat dibuat secara sederhana, sesuai kondisi dan perkembangan anak. Apabila anak mampu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan usianya, maka materi tugas yang diberikan ditingkatkan sesuai dengan usia di atasnya, sebaliknya bila anak tidak mampu mengerjakan, maka materi tugas di turunkan di bawah usia anak yang bersangkutan.
d.      Tes psikolog
Salah satu teknik lain yang sangat populer dan sering digunakan dalam upaya identifikasi anak berkebutuhan khusus adalah dengan tes psikolog. Jenis tes ini memiliki kelebihan dibanding dengan tes yang lainnya, karena memiliki akurasi yang lebih baik di banding tes buatan guru. Selain waktu pelaksanaanya yang lebih singkat, melalui tes psikolog juga dapat diprediksikan apa-apa yang akan terjadi dalam belajar anak di tahapan berikutnya. Untuk melihat tingkat kecerdasan seorang anak, tes psikologi merupakan salah satu instrumen yang lebih obyektif dan validitasnya telah teruji.
Sebenarnya tes psikolog tidak hanya terbatas pada tes kecerdasan saja, namun ada juga jenis tes psikologi yang digunakan untuk melihat aspek kepribadian atau perilaku seseorang.

B.       Melakukan Asesmen Kebutuhan Pendidikan yang diperlukan
Pengertian asesmen dalam kerangka pendidikan anak berkebutuhan khusus, dimaksudkan sebagai usaha untuk memperoleh informasi yang relevan guna membantu seseorang dalam membuat suatu keputusan. Dalam istilah bahasa inggris assesment berarti penilaian terhadap suatu keadaan, penilaian dalam konteks ini adalah evaluasi terhadap kondisi atau keadaan anak-anak berkebutuhan khusus, jadi bukan merupakan penilaian terhadap hasil suatu aktivitas atau kegiatan pembelajaran di sekolah. Walace. G & Larsen (1978:7) menegaskan, bahwa asesmen merupakan proses pengumpulan informasi pembelajaran yang relevan. Asesmen merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk itu pelaksanaannya harus benar-benar dilakukan secara obyektif dan komprehensif terhadap kondisi dan kebutuhan anak.
Tujuan Asesmen
            Moh Amin (1995:125) menjelaskan adanya 5 tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu :
1.      Menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan anak pada setiap aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak, atau penyesuaian diri.
2.      Pengklasifikasian, penempatan, dan penentuan program.
3.      Penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan klasifikasi berat ringannya kelainan yang disandang seorang anak, yang berdampak pada perbedaan tujuan pendidikannya.
4.      Pengembangan program pendidikan individual yang sering dikenal sebagai individualized educational program, yaitu suatu program yang dirancang khusus secara individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
5.      Penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pembelajaran

Langkah Umum Pelaksanaan Asesmen Pendidikan
Merumuskan prosedur asesmen
Menentukan tujuan asesmen
Penggunaan daftar tahapan lingkup materi
 










Melakukan tes informal
Melakukan tes formal
                                                                                


Menentukan tujuan asesmen
 


                                                                         
Penentuan strategi pembelajaran
                                                                         
Penerapan pembelajaran
 





C.      Memberikan Tindak Lanjut berupa Layanan Pendidikan yang dibutuhkan
Identifikasi Kebutuhan Pendidikan
            Langkah awal dalam pemberian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar adalah melakukan identifikasi dan asesmen terhadap kebutuhan pendidikan dari siswa yang bersangkutan. Temukan terlebuh dahulu anak-anak yang diduga mengalami kelainan atau berkebutuhan khusus, dengan beberapa teknik identifikasi dan asesmen yang telah dipelajarai sebelumnya. Melalui asesmen permasalahan-permasalahan pendidikan khusus yang dialami anak akan diketahui, dalam bidang apa, dan rentang persoalan yang dihadapinya.
Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam aspek berbahasa, tentu akan berbeda program dan strategi pelayanan dengan anak-anak memiliki permasalahan pada aspek matematika. Persoalan pendidikan yang dihadapi anak berkebutuhan banyak sekali ragamnya, yang secara umum berkenaan dengan membaca, menulis dan berhitung.
Pengembangan Program
            Salah satu program pembelajaran yang dirancang untuk anak-anak berkebutuhan khusus adalah program pembelajaran individual, yaitu program yang disusun sesuai dengan kebutuhan individu anak-anak berkebutuhan pendidikan khusus, baik untuk pendidikan jangka pendek atau jangka panjang. Istilah program pembelajaran individual (PPI), merupakan terjemahan dari bahasa inggris, The Individualized Program (IEP), yang menurut Hallahan (1991:25) dalam persiapannya harus merumuskan tingkat kemampuan siswa saat ini, yang memiliki tujuan jangka pendek atau jangka panjang.
            Mengenai program dan pelaksanaannya, amat penting adanya persetujuan dan kesepakatan dengan orangtua, yang menurut Hallahan (1991:30) menyangkut ketentuan-ketentuan:
1.      Tingkat kemampuan akademik siswa pada saat ini
2.      Tujuan tahunan untuk setiap siswa
3.      Hubungan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang
4.      Hubungan antara pendidikan khusus dan pelayanan yang diberikan, serta memberikan kesempatan kepada setiap anak yang berhasil untuk turut serta dalam program pendidikan umum
5.      Rencana untuk memulai layanan dan mengantisipasi lamanya pelayanan
6.      Prosedur evaluasi untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan program
Proses pengembangan PPI dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa panduan prosedur teknis, yaitu:
1.        Mendeskripsikan kompetensi siswa secara rinci pada saat sekarang dalam berbagai bidang pelajaran.
2.        Merumuskan tujuan, baik jangka panjang (tahunan) ataupun tujuan jangka pendek, secara khusus dalam kegiatan pembelajaran.
3.        Menentukan teknik dan alat evaluasi untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai.
4.        Mengembangkan ranah kurikulum yang akan dibuat atau diprogramkan.
5.        Menetapkan strategi pembelajaran, sesuai dengan penekanan pada ranah kurikulum.
Berikut ini adalah contoh format untuk program pembelajaran individual bagi anak berkebutuhan khusus.
PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
Hari/Tgl/Bl/Th : ....................................
Nama Siswa                : ....................................
Alamat                         : ....................................
Nama Sekolah             : ....................................
Kelas                           : ....................................
Bid Kesulitan              : ....................................
Guru                            : ....................................

KOMPETENSI SISWA SAAT INI
.........................................................................
.........................................................................
KOMPETENSI DASAR YANG HARUS DIKUASAI
.........................................................................
.........................................................................
.........................................................................
Pelaksanaan
            Setelah program pembelajaran dibuat, selanjutnya adalah implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, guru harus mempertimbangkan berbagai aspek dalam pelaksanaannya, yang memungkinkan program dapat berjalan secara efektif. Selain itu, perlu pula dipersiapkan beberapa hal penting yang terkait dengan program, diantaranya:
1.      Mencermati tujuan dan sasaran program yang akan dicapai, baik secara umum ataupun khusus berkenaan dengan pembelajaran baik anak berkebutuhan khusus di sekolah.
2.      Materi dan lembar kegiatan, yang diperlukan selama pelaksanaan program berlangsung di sekolah. Materi pembelajaran merupakan kegiatan penting yang harus dipersiapkan, dengan memperhatikan kompetensi yang akan di capai, serta struktur dan ranah kurikulum yang dikembangkan.
3.      Fasilitas dan sumber belajar, yaitu berupa media atau ruang sumber untuk kegiatan pembelajarn.
4.      Kalender pembelajaran
5.      Melakukan rapat koordinasi tim terlebih dahulu dilakukan yang melibatkan berbagai unsur sekolah, komite, dan orangtua siswa yang bersangkutan.

Dengan mempersiapkan pelaksanaan program dengan sebaik-baiknya, maka kompetensi yang diharapkan untuk mengatasi kesulitan akan lebih mudah dicapai.
Evaluasi
            Evaluasi diberikan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran atau dalam periode waktu tertentu dalam bentuk tes informal maupun tes formal. Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, sesungguhnya evalusi dapat dilakukan dengan portofolio.
Latihan 
            Untuk mendalami materi kajian sebagaimana yang telah disampaikan, maka perlu mengerjakan latihan-latihan.









TUGAS

Layana Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Dosen Pembimbing:






Di Susun Oleh:

Nurida                    : A1E 308 029
Imeldawati             : A1E 308 042
Abdul Hamid         : A1E 308 252
Rully Aprilya S      : A1E 308 282





KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PGSD
BANJARMASIN
2012
Daftar Pustaka

Suparno. 2008. Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasioanal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar